1.
Latar
Belakang dan Masalah
1.1
Latar Belakang
Keberadaan
bahasa tidak terlepas dari kehidupan manusia. Hal ini disebabkan oleh bahasa
adalah media tutur yang aling efektif dalm berinteraksi. Tanpa adanya bahasa,
manusia sulit untuk berkomunikasi dengan kelompok lain. Keraf (1989:3), Bahasa
adalah alat penghubung, alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”. Penjelasan tersebut dapat
menggambarkan bagi kita, pada umunya fungsi bahasa sangat dominan digunakan
manusia dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan kelompok lain.
Istilah
kata sering juga kita dengar dan sering kita gunakan. Malah barangkali kata
kata ini hampir setiap hari dan setiap saat kita gunakan dalam segala
kesempatan dan untuk segala keperluan. Kata merupakan satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis. batu, rumah,datang,dsb) ataau gabungan morfem (mis. pejuang, mengikuti, pancasila,mahakuasa)(Kridalaksana,2008:
110).
Menurut
Setyawati (2010:13) dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya
bernuansa dengan kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan.
Kata tersebut dapat dideskripsikan
sebagai berikut yaitu:
1. Kata
‘salah’ diantonimkan dengan ‘betul’, artinya apa yang dilakukan tidak betul,
tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu, atau tidak tahu terdapat norma,
kemungkinan yang lain dia khilaf. Jika kesalahan ini dikaitkan dengan
penggunaan kata, dia tidak tahu kata yang tepat dipakai.
2. ‘Penyimpangan’
dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan. Pemakaian bahasa
menyimpang karena tidak mae, enggan, malas mengikuti norma yang ada. Sebenarnya
pemakaian bahasa tersebut tahu norma yang benar, tetapi dia memakai norma lain
yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain penyimpangan
disebabkan oleh keinginan yang kuatyang tidak dapat dihindari karena satu dan
lainnya. Sikap bahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, jargon, dan prokem.
3. ‘Pelanggaran
terkesan negatif karena pemakaian dengan penuh kesadaran tidak mau menurut
norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa yang dilakukan
tidak baik.
4. ‘Kekhilafan’
merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf
menerapkan teori norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap
keliru memakai.
Selama
ini orang umumnya berpendapat bahwa ejaan hanya berkaitan dengan cara mengeja
suatu kata. Contohnya, eja dieja
dengan e-j-a menjadi eja. Pengertian ejaan seperti itu
sebenarnya kurang tepat karena yang disebut ejaan pada dasarnya lebih luas dari
pada itu.
Ejaan
didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata,
kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan
dan tanda baca (Depdikbud, 2008:353). Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya
berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan
dengan cara mengatur penulisan huruf suatu yang lebih besar misalnya kata,
kelompok kata atau kalimat.
Ejaan
merupakan penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang
distandarisasikan, yang lazimnya mempunyai 3 aspek yaitu aspek fonologis yang
menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek
morfologis yang menyangkut penggambaran satuan fonemis, dan aspek sintaksis
yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca (Kridalaksana, 2008:54)
Pedoman
umun ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, telah melakukan berkali-kali
penyempurnaan dalam ejaan. Antara lain yang dibahas dalam ejaan yang
disempurnaan itu adalah penulisan kata, yang dimana penulisan kata itu memiliki
porsi yang berpengaruh dalam penulisan, penulisan kata yang benar akan membuat
kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan enak dibaca.
Pada
pedoman umm EYD penulisan kata membahas mengenai berbagai pedoman penulisan
kata, seperti kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan,
gabungan kata, singkatan, paretikel dan angka dan lambang bilangan(Susanti,
2013:17).
Kita
mengenal bentuk dasar, kata turunan, atau kata berimbuhan, kata ulang dan
gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri.,
sedangkan pada kata turunan, imbihan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya. Sedangkan gabungan kata juga harus ditulis berdasarkan
kaidah dan pedoman yang telah ditetapkan(Arifin, 2010:184).
Penulisan
kata dalam suatu karangan maupun tulisan yang berhubungan dengan wacana harus
disesuaikan dengan kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar. Penulisan yang
sesuai dengan kaidah yang berlaku tidak hanya digunakan dalam karya-karya
ilmiah, tetapi juga harus digunakan dalam semua tulisan yang kita buat begitu
pula dengan tulisan yang ada di blog terutama dalam tugas-tugas yang diberikan
atau yang berhubungan dengan karya ilmiah.
Gejala-gejala
penulisan kata pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas
A angkatan 2011 Universitas Islam Riau. Misalnya maha kuasa penulisannya
salah karena tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam penulisan kata.
Seharusnya penulisan yang benar menurut kaidah dalam penulisan bahasa Indonesia
ialah mahakuasa, jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk
kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Penulis tertarik melakukan melakukan penelitian
ini karena peneliti melihat banyak kesalahan dalam penulisan kata yang terdapat
pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A tahun 2011
Universitas Islam Riau dalam memposting atau menulis terutama dalam membuat dan
menyeselaikan tugas-tugasnya. Padahal mereka merupakan mahasiswa dari program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia seharusnya mereka telah mengetahui
bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah yang
telah berlaku. Tetapi kenyataannya tidak
masih banyak mereka mengabaikan aturan atau pedoman dalam penulisan. Kesalahan
ini sering terjadi karena kurang pedulinya mahasiswa dalam menggunakan bahasa
yang baik dan benar. Serta tidak efektifnya mahasiswa dalam menggunakan pedoman
yang telah diberikan atau dikeluarkan oleh pusat dan pengembangan bahasa itu
sendiri.
Berdasarkan pengetahuan penulis, penelitian
yang relevan dalam penelitian ini ialah penelitian yang dilakukan oleh Jerry
Syahputra yang berjudul “ Analisis Pemakaian Kata-kata Mubazir dalam Penulisan
Berita Surat Kabar Riau Pos tahun 2011” dari mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Islam Riau, 2012. Adapun rumusan masalahnya ialah bagaimanakah pemakaian kata
mubazir yang berupa kata depan dalam penulisan berita headline rubrik metropolis surat kabar Riau Pos tahun 2011 dan bagaimanakah pemakaian kata mubazir rubrik
metropolis surat kabar Riau Pos tahun
2011. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk melihat dan
mendeskripsikan pemakaian kata mubazir yang berupa kata depan, dan kata hubung
dalam penulisan berita rubrik metropolis surat kabar Riau Pos tahun 2011. Ruang
lingkup dari penelitian ini ialah mengenai kebahasaan terutama dalam keterampilan
menulis. Adapun teori yang digunakan yaitu teori yang mengkaji tentang
penulisan dan juga pedoman EYD. Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode
deskriftif yaitu metode yang memaparkan hasil secara sistematis dan terperinci.
Hasil dari penelitian ini yaitu dari 80 pemakaian kata dari 39 kata yang tergolong mubazir dan 41 tidak mubazir. Dari 40
pemakaina kata oleh, 35 kata mubazir
dan 5 kata tidak mubazir. Kemudian dari 19 kata hubung ‘bahwa’, 18 kata tergolong
mubazir dan 1 tergolong tidak mubazir.dari 20 kata hubung’telah’ 17 kata
tergolong mubazir dan 3 tidak mubazir. Dari 106 pemakaian kata hubung ‘untuk’
88 tergolong mubazir dan 18 tidak mubazir.
Peneliti
kedua yaitu Fenny Anita yang berjudul “ Analisis Penulisan Unsur Serapan dalam
Rubrik Businnes Harian Pagi Tribun
Pekanbaru”. Masalah dalam penelitian ini adalah penulisan unsur serapan pada bahasa
Inggris, Arab, dan bahasa Belanda. Teori yang digunakan pada penelitian ini ialah
pengertian unsur serapan, klasifikasi unsur serapan, unsur serapan pada bahasa Indonesia,
dan peneulisan unsur serapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan,
menganalisis, dan menginterprestasikan data secara terperinci dan sistematis.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini data
yang dikumpulkan berjumlah 927 data bahasa. Seluruh data bahasa unsur serapan
yang sesuai EYD berjumlah 907 atau 97,84% dan data bahasa unsur serapan yang
tidak benar ialah berjumlah 20 atau 2,15%.
Persamaan
penelitian sekarang dengan peneliti terdahulu, yakni persamaannya peneliti
terdahulu dan sekarang sama-sama mengkaji aspek bahasa terutama dalam aspek
ejaan. Perbedaannya peneliti pertama melakukan penelitian tentang pemakaian
kat-kata mubazir dan peneliti kedua penulisan unsur serapan se7yydangkan
peneliti sekarang meneliti tentang penulisan kata pada blog mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam
Riau.
Hasil penelitian yang penulis
lakukan ini memberikan manfaat, baik
secara teoritis maupun praktis. Berdasarkan manfaat teoritis penelitian ini
dapat bermanfaat untuk; (1) Menambah pengetahuan pembaca dalam penulisan kata terutama
dalam menulis, (2) Menjadi pedoman dalam menulis karya-karya ilmiah atau yang berhubungan
dengan suatu wacana sedangkan secara praktis bermanfaat untuk; (1) Menumbuhkan
kecintaan dan kebanggaan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2)
Dapat dijadikan acuan dalam menulis (3) Menambahkan wawasan pengetahuan kepada
rekan-rekan mahasiswa.
1.2
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis
uraikan diatas, maka dapatlah dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut
Bagaimanakah Penulisan Kata Pada Blog Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau?
2.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang penulisan kata yang
terdapat pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A
tahun 2011 Universitas Islam Riau.
Data
dan informasi yang terkumpul akan dideskripsikan, dianalisis dan
diinterpretasikan secara sostematis dan terperinci sehingga dapat diperoleh
gambaran yang sesungguhnya tentang penulisan kata yang terdapat pada blog
mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A tahun 2011 Universitas
Islam Riau.
3. Ruang
Lingkup Penelitian
3.1 Ruang Lingkup
Penelitian yang berjudul Penulisan
Kata pada Blog Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A
Angkatan 2011 Universitas Islam Riau termasuk ke dalam ruang lingkup kajian
linguistik khususnya dalam aspek ejaan atau kaidah ejaan. Aspek-aspek ejaan
tersebut adalah: Penulisan kata dalam kaidah ejaan dapat dilihat berdasarkan
(1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (5) suku
kata, (6) kata depan di, ke, dan dari, (7) partikel, (8) singkatan dan
akronim, (9) angka dan bilangan, (10) kata ganti ku-, -ku, -mu dan –nya,
dan (11) kata Si dan Sang.
3.2 Pembatasan Masalah
Terdapatnya
kesalahan yang dominan pada penulisan kata yang penulis temukan, oleh karena
itu penulis hanya menganalisis penulisan kata berdasarkan apa yang penulis
temukan. Mengingat cakupannya yang juga luas maka penulis hanya menganalis
beberapa bagian yang paling dominan dari penulisan kata diantaranya (1) Penulisan kata pada blog mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam
Riau dibatasi pada: (a) kata turunan, (b) bentuk ulang , (c) gabungan kata, (d)
kata depan di, ke, dan dari,
(e) singkatan dan akronim, dan (f) angka dan bilangan
3.3 Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahanpahaman
dalam membaca dan memaknai penelitian ini. Berikut ini penulis akan menjelaskan
istilah yang dipakai dalam masalah pokok penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penulisan adalah
proses, cara, perbuatan menulis atau menuliskan(Depdiknas, 2008: 58).
2. Kata adalah
satuan bahasa yang dapat berdiri
sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis.
batu, rumah,datang,dsb) atau gabungan morfem (mis. pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa) (Kridalaksana,2008:
110).:24).
3. Pada
adalah satuan fonologis yang terjadi dalam sekelompok suku kata bertekanan dan/atau
tidak berkenaan (Depdiknas, 2008: 995).
4. Blog
adalah catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh
siapa saja (Depdiknas, 2008: 201).
5. Mahasiswa
adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Depdiknas, 2008: 857).
6. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang dimaksudkan dalam peneitian ini merupakan salah
satu program studi yang ada di Perguruan tinggi salah satunya di Universitas
Islam Riau.
7. Kelas A
yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan salah satu sampel yang diteliti
dalam penelitian ini.
8.
Angkatan
2011 yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan
tahun kapan sampel menduduki sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
9. Universitas Islam Riau yang
dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan salah satu Universitas yang ada di
Riau terutama menjadi sampel dari penelitian ini.
10. Penulisan kata yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penulisan kata yang baik dan benar pada
blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2011
Universitas Islam Riau.
11. Kata dasar merupakan
kata-kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar (Depdiknas, 2008
:633).
12. Kata turunan
merupakan kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi atau
penggabungan (Depdiknas, 2008:633).
13. Bentuk ulang
yang dimaksud dalam penelitian ini ialah bentuk ulang ditulis dengan
menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya yang sesuai dengan pedoman
penulisan yang baik dan benar.
14. Gabungan kata
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur gabungan kata yang
lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah yang sesuia dengan pedoman dalam
penulisan bahasa yang baik dan benar..
15. Suku kata
yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah pemenggalan kata-kata yang sesuai
dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
16. Kata
depan di, ke dan dari
yang dimaksud dalam penelitian ini ialah penggunaan kata depan yang sesuai
dengan penulisan yang baik dan benar.
17. Partikel ialah
kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung
makna gramatikal dan tidak mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung
makna leksikal, termasuk didalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan
preposisi ( Depdiknas,2008:1024).
18. Singkatan dan Akronim yang dimaksudkan dalam
penelitian ini ialah penggunaan singkatan dan akronim yang tepat sesuai dengan
penggunaannya. Singkatan adalah bentuk singkatan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih (Susanti,2013:27). Sedangkan akronim adalah singkatan dari dua kata
atau lebih yang diperlakukan(Susanti,2013:28).
19. Angka dan Bilangan yang dimaksudkan dalam
penelitian ini ialah penggunaan angka dan bilangan yang tepat dalam penulisan
yang baik dan benar.
20. Kata ganti ku-, -ku, -mu, dan –nya yang dimaksudkan dalam penelitian
ini ialah penggunaan kata ganti yang sesuai dengan penggunaan atau penulisan
yang baik dan benar.
21. Kata Si dan Sang yang dimaksudkan dalam penelitian
ini ialah penggunaan kata Si dan Sang yang sesuai dengan penggunaan atau penulisan
yang baik dan benar.
4. Anggapan Dasar, Hipotesisi dan
Teori
4.1 Anggapan Dasar
Berdasarkan hasil penelitian dan
pemahaman penulis tentang Penulisan Kata pada Blog mmahasiswa Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau, anggapan
dasar yang dapat penulis kemukakan adalah penulisan kata pada blog mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau sudah mengetahui dan mempelajari pedoman ataupun ketentuan dalam
menuliskan kata-kata yang sesuia dengan kaidah yang telah ditetapkan dalam
sebuah karya ilmiah ataupun artikel. Tetapi masih ada sebagian yang belum
menerapkan kaidah tersebut sehingga terjadilah kesalahan dalam penulisan
tersebut.
4.2 Teori
Pada peneitian ini, peneliti
berpegang teguh pada beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan yang peneliti
kaji. Teori yang berkaitan dengan permasalahan ini merujuk pada beberapa buku
yang berkaitan dengan penulisan kata pada blog mahasiswa terutama dalam ragam
tulisan. Teori yang digunakan untuk menganalisis data mengenai penulisan kata
adalah pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, tata bahasa baku bahasa Indonesia,
cermat berbahasa Indonesia, buku-buku
karangan Abdul Chaer tentang bahasa jurnalistik, Kamus linguistik, Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
4.2.1
Penulisan Kata
Menurut
Chaer (2010: 106) secara gramtikal dikenal adanya tiga macam kata, yaitu kata
dasar, kata berimbuhan(berprefiks), kata ulang dan gabungan kata(kata majemuk).
Menurut Chaer (2010: 106) kata yang berupa
kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, atau diapit oleh dua spasi.
Contoh: Korupsi
bukan hal yang baru
korban gempa itu luka parah
4.2.1.2 Kata
Turunan
Menurut Susanti (2013: 17) dalam penulisan kata turunan
dapat dibagi atas beberapa bagian dalam penulisan kata sebagai berikut:
1. a. Imbuhan
(awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, dan lain-lain.
b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda
hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya: mem-PHK-kan
di-upgrade
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk
tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh
digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. contoh: ekstrakurikuler, transmigrasi, pramuniaga, instropeksi, antarkota, adipati, mancanegara, mahasiswa, pascasarjana, semiprofesional, dan lain-lain.
Catatan:
-Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme.
-Jika kata maha sebagai unsur gabungan kata diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Tuhan Yang mahakuasa Tuhan Yang Maha Esa, dan Tuhan Yang Maha Pengasih.
-Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme.
-Jika kata maha sebagai unsur gabungan kata diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Tuhan Yang mahakuasa Tuhan Yang Maha Esa, dan Tuhan Yang Maha Pengasih.
-
Bentuk-bentuk terikat dari kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti pro, kontra,dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk
dasar. Misalnya : Sikap masyarakat yang pro
lebih banyak daripada yang kontra.
-
Kata tak sebagai unsur gabungan dalam
peristilahan ditulis serangkaian dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi
ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan
Misalnya : Taktembus
cahaya
Tak bersuara
4.2.1.3 Bentuk
Ulang
Menurut Susanti (2013:19) kata
ulang atau bentuk ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti
tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang
berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
Catatan
:
a.
Bentuk
ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertaman saja.
Misalnya : surat kabar surat-surat kabar
b.
Bentuk
ulang gabungan kata unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur
pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya: orang besar orang-orang besar
orang
besar-besar
1.
Awalan
dan akhiran ditulis serangkai dengan
bentuk ulang
Misalnya: kekanak-kanakan
Perundang-undangan
Memata-mata
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam
penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan
atau kaidah.
Misalnya ; bajunya ke-merah2-an
4.2.1.4 Gabungan
Kata
Menurut Susanti (2013:20) dalam penulisan kata tertama pada
gabungan kata ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Gabungan kata biasa disebut kata
majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api, mata pelajaran, rumah sakit, simpang
empat, dan lain-lain.
2. Gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya:
anak-istri saya, ibu-bapak kami, alat pandang-dengar, dan lain-lain.
3. Gabungan kata yang dirasakan
sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, adakalanya, beasiswa,
dukacita, kacamata, saputangan, sekalipun, sukacita, dan lain-lain.
4.2.1.5
Suku Kata
Menurut Susanti (2013:21) ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam suku kata adalah sebagai berikut:
1. Pemenggalan suku kata pada dasar dilakukan sebagi
berikut:
a. Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan,
pemenggalan-nya
dilakukan
diantara kedua vokal itu.
Misalnya :
bu-ah, sa-at, dan lain-lain
b. Huruf diftong ai, au dan oi tidak
dipenggal
Misalnya : pan-dai, au-la, am-boi,
dan lain-lain
c. Jika di tengah kata dasar ada huruf
konsonan(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya :
ba-pak, de-ngan,mu-sya-wa-rah, dan lain-lain
d. Jika di tengah kata dasar ada dua
huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Misalnya:
Ap-ril, cap-lok, sang-gup, dan lain-lain
e. Jika di tengah kata dasar tiga huruf
konsonan atau lebihnya yang masing-masing melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan
yang kedua.
Misalnya:
ul-tra, in-fra, ben-trok, dan lain-lain.
2. Pemenggalan kata dengan awalan,
akhiran atau partikel dilakukan di antara bentuk dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya: ber-jalan, mem-bantu,
di-ambil, pergi-lah, per-buat-an, dan lain-lain
3. jika sebuah kata terdiru atas dua
unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalannya dilakukan antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu
dipenggal seperti kata dasar.
Misalnya : bio-grafi
bi-o-gra-fi
Foto-grafi fo-to-gra-fi
4. Nama orang, badan hukum, atau
nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir
baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan
tidak dipisahkan
4.2.1.6 Kata Depan di, ke, dan dari
Menurut Susanti (2013:24) kata depan di, ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim dianggap sebagai suatu suku kata, seperti kata kepada dan daripada . Apabila
menunjuk kata tempat, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
di dalam, di mana, ke mana, ke depan, dari sana, dari kota, dan lain-lain.
Catatan:
Untuk
kata-kata daripada, kepada, serta imbuhan di- yang merujuk kalimat pasif, ditulis
serangkai.
Misalnya:
Dia lebih tua daripada adiknya.
Kami percaya
kepadanya.
Bawa kemari buku itu.
Dari tadi dia keluar kelas.
Kau dipanggil Ibu.
Pestanya dimeriahkan artis ternama.
Menurut Susanti (2013:25) hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan kata mengenai partikel sebagai berikut:
1.
Partikel -lah,
-kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: bacalah,
siapakah, apatah.
2.
Partikel -pun
ditulis terpisah
dengan kata yang mendahuluinya , kecuali yang lazim dianggap padu
seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu
kali pun.
3.
Partikel per-
yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis
terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
Catatan
:
Partikel
per dalam bilangan pecahan yang
ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang pengikutinya.
4.2.1.8 Singkatan dan Akronim
Menurut
Susanti(2013:26) dalam penulisan kata ada tang membedakan sinonim dan antonym
adalah sebagai berikut:
1.
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau
lebih.
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan,
jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap
singkatan itu.
Misalnya : A.H. Nasuition Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji
Hamid
M.Hum Master
Humanoira
b. Singkatan nama resmi lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama dokumen resmi
yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
Misalnya : DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PT Persora Terbatas
KTP kartu
Tanda Penduduk
c. 1. Singkatan kata yang berupa
gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya: jml. Jumlah
hlm. Halaman
dl. dalam
2. Singkatan kata yang terdiri atas
tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya: dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
catatan : singkatan itu dapat
digunakan untuk keperluan khusus, seperti
pembuatan catatan dan kuliah.
d. Singkatan umum yang terdiri dari
tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi, singkatan umum yang
terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.
Misalnya: a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.p. untuk perhatian
e. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan,
dan mata uang asing tidak diikuti tanda
titik.
Misalnya: cm sentimeter
kg kilogram
2.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun
huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
tanpa tanda titik.
Misalnya : SIM surat izin
mengemudi
PASI Persatuan Atlet Seluruh Indonesia LIPI Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesi a
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Bulog Badan Urusan logistik
- Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil. Misalnya: pemilu pemilihan umum.
4.2.1.9 Angka dan Bilangan
Menurut
Susanti (2013:28) ada hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan angka dan
perbedaan adalah sebagai berikut:
- Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka Arab atau Romawi.
Misalnya : Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka
Romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X,L(50)
- Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai uang; dan kuantitas.
Misalnya: 0,5
sentimeter, Rp. 5.000,00, tahun1928 dan sebagainya
- Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya : Jalan
Tanah Abang No. 15, Apartemen No.5
- Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya : Bab
X, Pasal 5, halaman 252, Surat Yasin: 9 dan sebagainya
5. Bilangan
dalam teks yang dapat dinyatakan dengan suatu kata yang ditulis dengan satu
kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali
Setuju dan 5 orang tidak memberikan suara
6. Bilangan
pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan
kalimat diubah agar bilangan yang tidak ditulis dengan huruf itu tidak ada pada
awal kata.
Misalnya:
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian
Panitia mengundang 250 orang peserta
7. An-lebih
mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
8. Penulisan
bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
Lima ribu (5000)
b.
Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah (1/2)
Satu persen (2%)
9. Lambang bilangan yang mendapat akhiran
"-an" ditulis dengan tanda hubung antara angka dan "-an"
atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
Misalnya:
lima lembar uang 1000-an ( lima lembar uang seribuan)
10. Bilangan
tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks(kecuali di
dalam dokumen resmi, seperti akta dan kwitansi).
Misalnya
: di lemari tersimpan 850 buku dan majalah
11. Jika
bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya
: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp. 900.500,50
(Sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen)
4.2.1.10 Kata Ganti ku-, kau-, -ku,-mu,dan –nya
Menurut
Susanti (2013:32) ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
kata ganti sebagai berikut:
Kata ganti kau-, ku-, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
Catatan : Kata ganti itu (ku-,
kau-, -ku,-mu,dan –nya) dirangkai dengan kata hubung
apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang di awali
dengan huruf kapital
Misalnya : KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku
4.2.1.11
Kata Si dan Sang
Menurut Susanti (2013:32) dalam
penggunaan kata Si dan Sang ada hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah hal sebagai berikut:
Kata si
dan sang ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya : surat itu dikembalikan kepada si pengirim
Siti mematuhui nasehat sang kakak
5. Penentuan
Sumber Data
5.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono
(2008:80) menjelaskan,“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang nempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini seluruh
penggunaan bahasa terutama dalam penulisan kata yang terdapat dalam blog
mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas
Islam Riau yang mana jumlah pengguna blog di kelas A ialah 51 blog mahasiswa. Akan tetapi, tidak
semua posting atau tulisan yang penulis jadikan data hanya data-data atau
tulisan-tulisan yang berhubungan dengan tugas-tugas kuliah terutama yang
berbentuk karya ilmiah.
5.2 Sampel
Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Dalam
menetapkan sampel penelitian ini, penulis menggunakan teknik probbability
sampling. Probbbality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih manjadi
sampel. Oleh karena itu, pada pengumpulan data blog mahasiswa pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau tidak semua
blog mahasiswa yang aktif dan tidak bisa diakses. Maka penulis menetapkan
jumlah blog yang akan diteliti berjumlah 20 blog mahasiswa.
6. Metodelogi Penelitian
6.1 Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode deskriftif, yaitu
metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi
sekarang dengan menempuh langkah-langkah deskrifsi data, analisis data dan
interprestasi data. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penulisan
kata pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A
angkatan 2011 Universitas Islam Riau, melalui metode ini penulis berharap agar
memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian.
6.2 Teknik
Penelitian
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik observasi (pengamatan) yaitu
teknik yang digunakan oleh penulis untuk mengamati sampel penelitian yaitu
data-data mengenai tugas-tugas terutama karya ilmiah yang dimasukkan mahasiswa
ke dalam blog pribadinya yang telah penulis fotokopi, setiap sampel dipelajari
dan dipahami secara cermat guana mendapat data yang relevan selanjutnya data
tersebut barulah dianalisis berdasarkan maksud yang ingin dicapai.
2. Teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan
data-data yang menjadi sampel penelitian yang berhubungan dengan penulisan kata
yang telah diamati terlebih dahulu mana tulisan-tulisan yang berkaitan dengan
tugas-tugas kuliah terutama dalam bentuk karya ilmiah kemudian data yang tidak
sesuai dengan sampel diabaikan.
3. Teknik hemeneutik yaitu teknik yang digunakan penulis untuk
membaca, mencatat dan menyimpulkan data yang didapat.
6.3 Teknik
Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Membuka website blog, kemudian membuka
masing-masing blog yang dijadikan sampel penelitian.
2. Memilih data yang sesuai dengan
fokus penelitian, yaitu dengan memilih data yang berhubungan dengan penulisan
kata terutama pada tugas-tugas kuliah yang berupa karya ilmiah.
3. Memprint data-data yang telah
didapat dan sesuai dengan fokus penelitian
4. Mengumpulkan data-data yang sudah
diambil dan diprint sebelumnya.
5. Membaca dengan cermat dan mencatat
hal-hal yang termasuk dalam masalah penelitian.
6. Menganalis data yang didapat dengan
menggunakan teori-teori yang relevan.
7. Mengambil kesimpulan dari hasil
pembahasan tentang penulisan kata pada blog mahasiswa
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam
Riau,
No comments:
Post a Comment