Friday, February 28, 2014

sinopsis novel


Sinopsis Novel

Bulang Cahaya

Tentang racikan bumbu percintaan yang kandas antara dua tokoh (Raja Jaafar yang memiliki garis keturunan Bugis-Melayu, dan Tengku Buntat yang memiliki garis murni Melayu), memang merupakan benang merah cukup penting dalam merakit novel ini menjadi sebuah novel yang indah.Meskipun pada beberapa bagian saya anggap kurang optimal, tapi penggarapan kisah cinta yang mewarnai sebuah pergolakan besar, adalah sebuah mata air bagi daya tarik pembaca untuk melayarkan imajinasinya menuju pada muara besar persoalan sesungguhnya.Dari dua tokoh sentral inilah, Rida memulai penjabaran pancakaki (jalinan sejarah kekerabatan) yang melatarbelakangi terbentuknya sebuah imperium kekuasaan Bugis-Melayu di tanah Riau.
Dijabarkan lewat pancakaki yang menghubungkan Raja Jaafar dan Tengku Buntal, bahwa Raja Jaafar adalah cucu dari Daeng Celak (putra dari bangsawan Kerajaan Luwu, Bugis, yang kemudian menikah dengan Tengku Mandak yang berdarah Melayu, dan menjadi Yang Dipertuan Muda II), yakni anak dari Raja Haji (yang kemudian menjabat sebagai Yang Dipertuan Muda IV). Siapakah Daeng Celak? Daeng Celak adalah salah satu dari lima bersaudara (yakni Daeng Marewa, Daeng Celak, Daeng Perani, Daeng Manambun dan Daeng Kumasi, yang kesemuanya adalah bangsawan Bugis) yang berjasa membantu Tengku Sulaiman saat berperang untuk menyingkirkan Raja Kecik dari tahta Kerajaan Johor. Atas balas jasa Tengku Sulaiman, yang kemudian naik tahta menjadi Sultan, dibuatlah sebuah perjanjian antara Bugis-Melayu yakni Ikrar Sumpah Setia Melayu Bugis yang berisi kesepakatan untuk membangun negara secara bersama-sama, dengan pembagian wewenang dari pihak Bugis untuk secara mutlak mengepalai keamanan dan ekonomi (dengan gelar Yang Dipertuan Muda), sedangkan dari pihak Melayu memiliki wewenang sebagai kepela pemerintahan (yang mengurusi urusan dalam negeri, agama, dan adat istiadat). Dari garis keturunan tersebut, maka Raja Jaafar kelak adalah pewaris tahta yang sah untuk jabatan Yang Dipertuan Muda.Sedangkan Tengku Buntal adalah putri berdarah Melayu anak dari Tengku Muda Muhammad (yang kelak dinobatkan secara tidak fair menjadi Yang Dipertuan Muda V, sebuah keputusan yang dianggap menciderai Ikrar Ikrar Sumpah Setia Melayu Bugis).
Ikatan darah dari hasil perkawinan Melayu-Bugis, yang berkembang kemudian menjadi strategi politik untuk saling menguasai inilah yang pada akhirnya menjadi cikal bakal kerumitan yang berujung pada ketegangan hingga pertumpahan darah.Nafsu saling menguasai, saling mempengaruhi, fitnah dan ancaman, ditambah keruwetan campur tangan luar (yakni pihak Inggris dan Belanda), menjadikan Riau selalu terancam perpecahan.

                                                *selesai*












Cinta Pertama

Cinta pertama itu abadi, walau tak selalu berlanjut ke jenjang pernikahan namun kenangannya tak pernah terhapus dalam ingatan kita yang pendek ini. Umumnya tiap orang selalu mengenang bagaimana pertama kali ia jatuh cinta, dari mulai cinta pertama yang konyol, yang mengharu biru, hingga cinta pertama yang abadi. Apapun dan bagaimanapun akhir dari kisah cinta pertama biasanya selalu menarik untuk dikenang baik sekedar untuk disimpan dalam hati, dicurhatkan kepada teman, ditulis di blog-blog pribadi, atau tak jarang menjadi sumber inspirasi para penulis-penulis novel roman. Ivan Tugenev (1818-1883), salah satu penulis besar dalam sejarah kesusasteraan Rusia tak mau ketinggalan untuk menuliskan roman tentang kisah cinta pertama. Namun ini bukan kisah cinta pertamanya, melainkan cinta pertama tokoh khayalannya, Vladimir Petrovitsy.Novel ini atau lebih tepatnya disebut novelette ini diawali dengan adegan dalam sebuah pesta dimana Vladimir berserta kawan-kawannya duduk bersama untuk saling menceritakan kisah cinta pertama mereka.
Dari narasi Vladimir Pertovitsy inilah mengalir bagaimana dirinya mengalami cinta pertamanya disaat usianya baru 16 tahun.Dikisahkan Vladimir jatuh cinta pada tetangganya, Zinaida Zasyekina yang telah berusia 21 tahun. Zinaida ini tinggal bersama ibunya yang sudah tua, puteri Zaskeyina .Meskipun memiliki garis keturunan bangsawan, puteri Zasyekina dan anak gadisnya itu hidup dalam kemiskinan dan tinggal si sebelah rumah Valdimir, karena kecantikannya, hampir setiap hari Zinaida dikelilingi oleh para pria-pria yang berkumpul di rumahnya, mereka terdiri berbagai profesi, ada dokter, tentara, penyair, dll.Vladimir yang saat itu merupakan pria termuda juga tak ketinggalan untuk ikut ambil bagian dalam setiap pertemuan itu.Zinaida menggunakan kesempatan itu untuk bermain dan berolok-olok bersama para pria yang memujanya. Walaupun kadang permainan yang digagas oleh Zianida itu melecehkan mereka, para pria itu tetap setia mengikutinya sambil berharap mendapat cinta dari sang puteri. Seperti halnya para pria itu Vladimirpun memuja dan mencintai Zinaida.Lambat laun Zianida mengetahui gelagat Vladimir yang diam-diam mencintainya. Walau Zianida sadar bahwa dirinya lebih tua dari Vladimir namun Zianida mennyambut cinta Vladimir dengan memberi peluang-peluang pada Vladimir untuk berada di dekatnya hingga akhirnya ia mengangkat Vladimir sebagai pengawal pribadinya. Namun cinta Vladimir tak semulus harapannya, kedekatannya dengan pujaan hatinya selaku pengawal pribadinya malah membawanya pada kenyataan bahwa cinta pertamanya itu harus berujung pada kenyataan pahit yang membuat dirinya serasa tersambar petir di siang bolong!,


                                                *Selesai*




















Kisah terjadi apabila Wardah terpaksa menggantikan novel Laily (adik dia) yang telah dia rosakkan dulu. Novel apa? Of course novel sedih karya Noor Suraya; Nyanyian Tanjung Sepi itu.Dahlah novel tu dah tidak diulang cetak. Maka menggagaulah Wardah ke hulu ke hilir mencari novel tu.Akhirnya dia jumpa, tapi sayangnya novel tu dah dibeli oleh lelaki yang memakai baju melayu hijau serindit (hijau striking). Dahlah beli sekali dua! Bengang gila dia masa tu. Terus dia gelar mamat tu dengan nama Shrek. Part ni memang kelakar ok! Kelakar dan kesian sikit.. Hehe...Si mamat tu pulak gelar dia Dorothy pasal dia pakai kasut merah. Memang sweet kan?


Jadi kerana cerita Syud semua ber-motif-kan "kalau dah jodoh tak ke mana" makanya cerita ini pun harus begitu.
Asyik terserempak aje Wardah dan Firas Adam @ Pacai ni.
Adalah adegan-adegan kelakar dalam ni yang buatkan aku gelak je manjang. Dah macam orang gila pun ada jugak... Ekeke.. Dulu Wardah pernah sukakan Ilham tapi Ilham tu not available dah, jadi dia terpaksa serapkan dalam hati yang Ilham tu harus dilayan sebagai abang sahaja, tak lebih daripada tu...
Ok, part ni aku dah paham perasaan Wardah yang mana bila kita suka seseorang tu tapi kita tahu juga yang dia sememangnya bukan untuk kita jadi kita harus anggap dia seperti admire di zaman sekolah yang memberi kita dorongan untuk terus ke sekolah walaupun ada matapelajaran yang cikgunya kita memang tak suka, tapi semuanya harus diabaikan sebab ada dorongan kan.. *wink!* (merepek!!)

Tiba-tiba bila si ibu mula masuk campur soal jodoh, dia terus menggelabah. Harus mencari seseorang yang dapat dijadikan pretend-boyfriend.Sayangnya dia tak ramai kawan lelaki dan dia harus cari lelaki yang tidak dikenali.
Dan dipilih juga Firas."Tengok muka pun tahu yang lelaki tu tak berapa budiman" Hahah..serius ayat ni lawak. Boleh eh tengok muka pun dah tahu orang tu budiman ke tak? Ekekeke...Tapi tak budiman-tak budiman pun, lelaki itu juga yang sanggup nak jadi pretend-boyfriend dia.
Wardah: "I didn't like you. You know" 
Firas: "Heh" 
Wardah: "Jangan buat gaya angkuh you tu, Firas"
Firas: "Hahahahaha comelnya angkuh... dah lama I tak dengar orang
sebut perkataan tu. Seriously, pemilihan
perkataan you ni comel la"















Kasih Ibu
Dari kota Temohon ada seorang janda yang mempunyai tiga orang anak yang sulung dan yang tengah perempuan, masing-masing bernama Corrie dan Emma, sedangkan yang bungsu laki-laki bernama Rudolf. Berkat asuhan ibu yang pengasih dan penyayang, dapatlah ketiga anak tersebut mengecap pelajaran di sekolah. Setelah Corrie tamat SD, ia melanjutkan sekolahnya di SGB Ambon. Pada waktu Corrie masuk SGB tersebut, Emma dan Rudolf masuk SD, sama-sama duduk di kelas satu, setelah tamat SD, Emma tinggal di rumah saja. Ia tidak diterima melanjutkan sekolahnya, karena tidak dapat memenuhi syarat-syarat yang diharuskan.
Tentang Rudolf, Karen aumurnya kurang setelah tamat SD, maka dia tidak diterima mengikuti ujian masuk SGB. Karena itu terpaksalah ia menunggu setahun lagi. Tetapi karena penyakit yang dideritanya, terpaksalah Rudolf tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah. Menjelang akan diadakan ujian, Rudolf mendaftarkan namanya kepada kepala sekolahnya dahulu, untuk diperkenankan mengikuti ujian masuk SGB. Permintaanya itu dikabulkan. Rudolf bersama-sama delapan orang temannya akan ikut mengikuti ujian tersebut. Karena ujian masuk itu diadakan di manado, maka sehari sebelum ujian diadakan, Rudolf diantarkan oleh Ibunya di Manado, tinggal di rumah paman Rudolf.
Badan Rudofl pada saat mengikuti ujian tersebut masuh kurus dan lemah, karena penyakit yang telah lama dideritanya. Setelah selesai mengikuti ujian masuk tersebut, Rudofl berserta Ibunya kembali ke Tomohon. Beberapa hari setelah ujian tersebut, Rudolf jatuh sakit lagi. Untunglah pada suatu saat Corrie dating sete;ah ia lulus dalam ujian penghabisannya. Berkat pemerilaraan Corrie terhadap adinya itu, demikian perawatan dari Emma dan Ibunya, maka sembuhlah Rudolf dari penyakitnya.
Pada beberapa  bulan kemudian Rudolf mendapat kabar dari kepala SGB Makassar(Sekarang : Ujung Pandang) bahwa dia lulus dalam ujiannya yang lalu. Pemeriksaan dokter atas kesehatan badannya dilakukan di Makassar. Pada hari yang ditentukan, dengan diantarkan oleh Ibunya, berangkatlah Rudolf ke Manado. Dari Manado Rudolf dilpeas olaeh Ibu dan pamannya pergi naik kapal ke Makassar. Setelah mendap perawatan seminggu di Makassar dan kesahatannya mnegizinkan setelah pemeriksaan dokter, maka Rudolf pun menjadi murid  SGB di Makassar. Dalam suratnya yang pertama kepada Ibunya, Rudolf menyatakan kegembiraannya atas diterimanya masuk di SGB tersebut. Dalam surat balas ibunya kepada Rudolf dinyatakan bahwa Corrie telah mendapatkan tempat mengajar di His Airmedidi dan esoknya mulai mengajar.

                                                            *Selesai*













Asmara Jaya

            Rustam, pelaku pertama dalam cerita ini adalah pelaku utama dalam cerita ini adalah seorang pemuda yang berasal dari Minangkabau, menjabat komis pada sebuah kantor di Bandung. Dengan tidak minta izin orang tuanya ia menikah dengan seorang gadis sunda bernama Dirsina, dan mempunyai anak perempuan bernama Dirhamnsyah. Mendengar Rustam telah menikah itu, bukan main marah ayahnya. Ia bermaksud menikahkan Rustam dengan seorang gadis dikampunya yang telah dipilihnya bernama Nuraini. Untuk melaksanakan maksudnya itu, ayah Ristam pergi ke Bandung dan memaksa Rustam untuk menandatangani surat sebagai wakil tertulis untuk dinikahkan dengan Nuraini. Karena hormatnya kepada orang tua tanpa memberitahukan Desrina Rustam terpaksa mau menandatangani surat tersebut.
            Setelah itu kembali lah ayah Rustam ke Minangkabau sambil membawa surat itu. Beberapa bulan setelah kejadian itu, ayah dan ibu Rustam dating ke bandung sambil mengantarkan istri rustam yang kedua itu. Dengan disertai oleh ibu Nuraini sendiri. Pada waktu berlayar, dikapal Nuraini tertarik akan suara gesekan biola seorang okzichter muda bernama Ibrahim siregar. Pada saat itulah mereka berdua bertemu mata. Dalam pada itu di Bandung  Rustam beru saja mendapkan musibah, yakni anak yang sangat disayanginya, Dirhansyah meninggal dunia. Karena itulah maka kedatangan ayahnya yang membawa istri barunya itu menimbulkan kehebohan.
            Setelah mereka itu tiba, Rustam menolak menerima Nuraini yang dibawa oleh orang tuanya itu, dengan alas an bahwa anaknya baru saja meninggal dan tak sampai hati melihat Dirsina yang telah ditinggal mati oleh anakkanya. Mendengar itu terjadilah pertengkaran hebat dirumah Rustam. Ibu Rustam mencacu maki Rustam habis-habisan, akhirnya keluarga Rustam yang baru saja tiba itu meninggalkan rumah rustam dan tinggal di rumah yang lain.akibat pertengkaran itu Dirsina jatuh pingsan sehingga Rustam menjadi bingung. Dal kebingungan itu Rustam hampir saja menembak dirinya dengan sebuah pistol. Untunglah sebelum itu ada` seorang wanita Belanda bernama Nyonya Meerman, yang setelah melihat gerak-gerik Rustam yang mencuringakan itu berhasil mendaptkan pistol itu dan menguncinya dalam sebuah laci. Setelah itu Nyonya Meerman berunding dengan ibu Nuraini dan menceritakan keadaan Rustam. Ibu Nuraini sendiri sebenarnya berdasarkan pengalamamannya sendiri mengetahui bagaimana sakitnya hati jika dimadu. Itulah sebabnya, setelah mendengarkan cerita Nyonya Meerman tersebut, dengan ikhlas ia menerima anaknya dicerai oleh Rustam, apalagi jika diingatnya bahwa anaknya jangankan dicinta, kenal dengan rustam pun ia belum. Dengan demikian masih mudahlah ia mencarikan Nuraini jodoh yang lain, apalagi kalau diingat kalau Nuraini masih muda.
            Akhirnya pulanglah kedua orang tua Rustam beserta Nuraini dan ibunya ke Minangkabau setelah mengalami kegagalan dalam menjodohkan Rustam dengan Nuraini.

                                                            *Selesai*









Jempua Aceh

            Seorang pemuda Aceh bernama Nya Amat pada suatu hari tatkala naik kereta api,bertemu dengan seorang gadis Aceh pula yang bernama Siti Saniah. Kebetulan pada waktu itu sedang hujan. Untuk menghindari aitr yang masuk, Nya Amat minta izin kepada Siti Saniah untuk menutup jendela. Secara kebetulan cicin Nya Amat ketika itu jatuh ke dalam bakul Siti Saniah. Sejak itulah mereka pun itu berkenalan. Dan  perkenalan itu makin lama makin berubah menjadi percintaan. Pada suatu hari Nya Amat bersama-sama Siti Saniah pergi berjalan-jalan. Tatkala itu Siti Saniah hampir saja mendapatkan kecelakaan, yakni masuk ke jurang. Terhadap kejadian itu, orang tua Siti Saniah sangatlah berterima kasuh kepada Nya Amat.
            Hubungan Siti Saniah dengan Nya Amat makin lama makin erat, leboh-lebih karena keduanya sependapat, yakni ingin memajukan bangasa mereka dan memberantas nikah paksa yang bersarang sangat kuat apada masyarakat., Nya Amat berhasil mendirikan beberapa buah sekolah. Akhirnya dengan pertolongan seorang perempuan bernama Ny Sulaiman bertunangan dengan Siti Saniah.
            Dalam pada saat itu ada seorang lelaki bernama Teuku Banta Rahman. Ia anak seorang raja di Malaka, karena kejamnya ia dibuang oleh rakyat ke Aceh. Di situlah ia jatuh cinta kepada Siti Saniah. Ia ingin memperistri Siti Saniah. Untuk mencapai maksudnya dengan bantuan nenek kebayan ia menyuap orang tua Siti Saniah, yang memutuskan pertunengannya dengan Nya Amat. Terhadap pemutusan pertunangan itu, Nya Amat tidak dapat berbuat apa-apa kecuali, hanya tinggal bersedih saja. Walaupun demikian namun masih juga dia dapat mengatasi perasaan sediahnya itu. Sebaliknya tenyang Siti Saniah, karena tak kuasa ia menolak kehendak orang tuanya yang memegang teguh adat daerahnya yang sangat kuat itu, ia pun jatuh sakit lahir maupun batin dan tak lama kemudian meninggallah ia akibat kesedihan yang dideritanya itu.

Anak Perawan di Sarang Penyamun

            Seorang saudagar dipagar Alam bernama Haji Sahak. Pada suatu pagi di Palembang bersama-sama istrinya Nyi haji andun dan anak perempuannya bernama sayu hendak menjual berpuluh-puluh ekor kerbaunya. Perjalanan haji sahak telah dimata-mata oleh sekawan penyamun. Ketika mereka kembali ke Palembang, ditengah jalan ditempat mereka bermalam di pesawangan mer4eka didatangai oleh sekawanan penyamun itu bersarang. Hanya tinggallah Nyi Haji Andun, yang dengan perasaan sedih pulang ke rumahnya.
            Seorang mata-mata penyamun itu, Samad namanya, seteah diketahuinya usaha kawan-kawannya itu berhasil, datanglah ia pada keesokan harinya ke sarang penyamun itu untuk menerima bahagianya. Di situlah ia berjumpa dengan Sayu, agaknya Samadhendak memiliki anak gadis itu dan bermaksud hendak melarikannya dari gangguan para penyamun itu, sedang kepada gadis itu telah dijanjikan pula akan dikembalikannya kepada orang tuanya. Sebenarnya Samad ialah orang yang tidak boleh dipercaya karena ia hanya mementingkan dirinya sendiri. Untunglah Sayu segera dapat mengetahui akan kecurangan Samad, sehingga segera juga hilang kepercayaanya kepada laki-laki itu, biarpun ia telah berjanji akan menolongnya. Bahkan akhirnya Sayu dapat mengetahui bahwa Samad dapat mengetahui bahwa Samad ialah orang yang menjadi mata-mata Medasing kepala penyamun yang melarikannya itu.
            Medasing sendiri sebenarnya bukanlah keturunan penyamun, karena ia berasal dari orang biasa. Pada waktu kecilnya, kampungnya didatangi perampok, kampung halamnya dibakar dan ia dilarikan oleh perampok itu, seperti dia melahirkan Sayu anak Haji Sahak itu,karena tidak ada kehidupan lain yang dikenalnya setelah ia dewasa,maka ketika kepala perampok yang memeliharkanya itu meninggal dialah yang diangkat oleh kawan-kawannya menjadi kepala penyamun untuk menggantikan perampok tua itu.
            Mula-mula bintang Medasing selalu cemerlang, tapi setelah ia membunuh Haji sanak itu, bintangnya mulai suram beberapa kali rencananya selalu gagal, malahan hampir saja ia tewas suatu pertempuran dengan kompeni. Hal itu disebabkan oleh penghianatan saman. Berturut-turut teman-teman Medasing tewas dan yang terakhir ialah temannya yang hanya seorang diri saja, yakni yang bernama Sanib, yang dalam suatu perburuan mendapat kecelakaan pula malahan Medasing sendiri pun mendapat kecelakaan dalam perburuaan itu, yakni tangannya patah. Sejak itu tinggallah mereka berdua saja dalam rimba raya itu. Karena khawatirnya akan tidak dapat makan lagi, mengingat persediaan makanan mereka telah hampir habis, Sayu yang tidak pernah berbicara dengan Medasing mulai memberanikan diri berbicara.
            Akibat pergaulanya tiap hari dengan Sayu itulah akhirnya Medasing dapat kembali menjadi orang baik. Karena ajakan Sayulah maka Medasing mau menenpuh hidup seperti orang biasa akhirnya mereka memutuskan hendak menemui Nyi haji Andun. Untunglah mereka masih dapat menemui haji Nyai Andun yang sedang sakit keras karena sedih. Peninggalan Nyi Haji Andun, Medasing berusaha sungguh-sungguh menenpuh hidup baru, sehingga ia berhasil menjadi orang baik-baik, terhormat dan berharta sehingga akhirnya Medasing dan Sayu dapat hidup menjai suami-istri yang hidup bahagia

                                                            *Selesai*
           

No comments:

Post a Comment