PENENTUAN KELAS KATA DALAM TATA BAHASA INDONESIA

DI SUSUN OLEH
DESMAWATI
116210292
KELAS IIIA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah Swt. Atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Penentuan Kelas Kata dalam Tata Bahasa Indonesia. Dalam hal ini penulis menyadari, bahwa tanpa adanya nikmat yang diberikan
oleh-Nya, maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan penyususan makalah ini
dengan baik dan lancar.
Dalam Penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang te lah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah Swt. Senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
Pekanbaru, Desember 2012
Penulis
|
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………… i
DAFTAR
ISI ……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang …….………………………………..…………… 1
1.2 Ruang Lingkup…………………………………………………… 3
1.3 Rumusan
Masalah………………………………….……............ 3
1.4
Tujuan Penulisan……………………………………………....... 3
1.5 Manfaat
Penulisan……………………………………………….. 4
1.6 Penjelasan Istilah………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Hakikat
Kata……………………………………… ……………. 7
2.2 Batasan Kata…….………………………………………………. 8
2.3 Alat dalam Pembentuk Kata……………………………………. 8
2.4 Penentuan dan Pembentukan kata………………………………. 9
2.5 Klasifikasi
Kata…………………………………………………. 14
2.6 Hasil …………………………………………………………….. 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 19
3.2 Saran…………………………………………………………….. 20
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Proses morfologi pada
dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui
pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), penggulangan (dalam proses
reduplikasi), penggabungan(dalam proses komposisi), pemendekan (dalam proses
akronimisasi), dan pengubahan status (dalam roses koveresi). Prosedsur ini
berbeda dengan analisis morfologi yang mencerai-ceraikan kata( sebagai satuan
sintaksis)menjadi satuan-satuan yang lebih kecil. Jadi, kalau dalam analisis morfologi,
seperti menggunakan teknik Immedite
Constituen Analysis(IC Analysis), terhadap kata berpakaian, misalnya, mula-mula kata berpakaian dianalisis menjadi bentuk ber- dan pakaian; lalu
bentuk pakaian dianalisis menjadi
bentuk pakai dan –an. Maka dalam proses morfologi prosedurnya dibalik: mula-mula
dasar pakai diberi sufiks –an menjadi pakaian.
Kemudian kata pakaian itu diberi
prefik ber- menjadi berpakaian. Jadi, kalau analisis
morfologi ceraikan data kebahasaan yang ada, sedangkan proses morfologi mencoba
menyusun dari komponen-komponen kecil menjadi sebuah bentuk yang lebih besar
yang berupa kata kompleks atau kata yang polimorfemis.
|
|
Pembahasan tentang suatu
kelas kata tidak dapat mengabaikan wujud gramatika. Gramatika, khususnya
sintaksis boleh diibaratkan suatu kerangka. Kerangka ini baru berarti dalam
bahasa sebagai alat komunikasi bila kerangka itu ada “ dagingnya” dan yang berperan sebagai subtansi gramatika
adalah leksem yang merupakn bagian dari leksikol. Dalam penyelidikan sintaksis
terbukti bahwa satuan diatas kata yaitu frase, klausa, dan kaliamt, dapat
berperilaku sama dengan kata.
Untuk dapat digunakan di
dalam kalimat atau pertuturan tertentu, maka setiap bentuk dasar, terutama
dalam bahasa fleksi dan aglutunasi, harus dibentuk lebih dahulu menjadi sebuah
kata gramatikal, baik melalui proses afiksasi, proses reduplikasi dan proses
komposisi. Umpamanya untuk kalimat Nenek…
komik itu di kamar hanya bentuk kata berprefis me- yang dapat diggunakan dalam predikat kalimat itu. Sebaliknya
untuk kalimat berkonstruksi komik itu…
bebek di kamar hanya kata berprefik
di- yang dapat digunakan. Begitu juga untuk konstruksi kalimat… itu berlangsung di gedung kesenian hanya
nominal berkonfiks per- \ -an yang dapat digunakan : sedangkan untuk
konstruksi kalimat …jembatan itu menelan biaya 100 juta rupiah, hanya nomina berkonfiks
peN- \ -an yang dapat dipakai.
|
1.2
Ruang Lingkup
Dalam berbahasa kita menggunakan kata kata yang dapat
menolong kita dalam berkomunikasi. Kata-kata dalam bahasa Indonesia memiliki
hakikat. Yang mana hakikat kata berguna untuk mengetahui bagaimana arti sebuah
kata sesungguhnya. Sehingga dalam berbicara atau pun berkomunikasi dapat
memudahkan dan menggunakan kata tersebut dengan jelas, tepat dan efesien. Kata
juga memiliki batasan-batasan dalam penggunaanya. Batasan-batasan tersebut juga dapat digunakan untuk
mempermudah dalam proses menulis pada sebuah karangan. Pada pembentukan kata
dalam bahasa Indonesia dapat menggunakan alat-alat pembentukan kata yang sesuai
dengan kata yang ingin digunakan. Dengan adanya alat-alat pembentukan kata dan
tahap-tahap pembentukan kata, kata dapat juga dibentuk dengan beberapa cara
pembentukan kata agar menghasilkan kata yang ingin digunakan sesuai dengan
pemakaian kata tersebut. Serta dalam bahasa Indonesia kata juga terdapat
klasifikasi kata yang sesuai dengan
hakikat kata, batasan katan, alat pembentukan kata, dan cara pembentukan
kata sehingga kata tersebut dapat digunakan sesuai dengan pemakaiannya.
1.3
Rumusan Masalah
- Bagaimanakah hakikat kata dalam bahasa Indonesia ?
- Bagaimanakah batasan kata dalam bahasa Indonesia ?
- Alat dalam pembentukan kata ?
- Bagaimanakah cara pembentukan kata dala bahasa Indonesia ?
- Bagaimana klasifikasi kata dalam bahasa Indonesia?
1.4
Tujuan Penulisan
|
- Untuk mengetahui bagaimana hakikat kata
- Untuk mengetahui bagaimana batasan dalam kata
- Untuk mengetahui alat yang digunakan dalam pembentukan kata
- Untuk mengetahui bagaimana cara pembentukan kata
- Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi kata
1.5 Manfaat
Penulisan
Secara sederhana makalah ini
dapat bermanafaat bagi beberapa pihak antara lain
- Mahasiswa
Dengan adanya penulisan
makalah ini penulis harapkan mahasiswa khususnya program studi pendidikan
bahasa Indonesia dapat mengetahui bagaimana hakikat kata, bagaimana batasan
dalam kata, bagaimana cara pembentukan kata, serta bagaimana klasifikasi kata.
- Dosen
Dengan adanya makalah ini
penulis harapkan para dosen bisa mengetahui lebih jauh lagi tentang kata walaupun sebelumnya sudah
mengetahui apakah kata itu ? tetapi penulis harapkan makalah ini dapat
memperbanyak dan menambah ilmu pengetahuan tentang kata bagi para dosen..
- Penulis
Dengan adanya makalah yang
penulis tulis. Maka makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui
berbagai macam persoalan tentang pembahasan kata.
Dari pembahasan yang belum penulis ketahui maupun sudah diketahui. Serta
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.
|
- Inflektif adalah erubahan bentuk kata dalam bahasa fleksi yang menunjukkan berbagai hubungan seperti deklinasi, pronomina, adjektiva dan konjugasi.
- Derivatif adalah pembentukan kata baru yang identitas leksikalnya tidak sama dengan kata dasar.
- Konjungasi adalah perubahan atau penesuain bentuk pada verba.
- Deklinasi adalah perubahan atau penyesuian pada nomina dan ajektifa.
- Infinitif adalah bentuk verba yang sama sekali tidak mengandung bahas fleksi.
- Indikatif adalah kata yang berhubungan dengan keadaan nyata.
- Kala (tense) adalah perbedaan bentuk verba untuk menyatakan perbedaan bentuk waktu.
- Nominatif adalah bentuk kata yang timbul sebagai subjek atau bagian kata benda dari suatu predikat atau sebagai keterangan sebagai keterangan ada bagian kalimat.
- Genitif adalah berkenaan dengan kepemilikan dalam bahasa fleksi.
- Datif adalah kata yang menduduki fungsi sebagai objek tidak langsung dari kata kerja.
- Akusatif adalah kasus yang menunjukkan fungsi sebagai objek langsung atau objek berpreposisi di kalimat.
- Verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan.
- Nomina adalah kata ayang dalam bahasa Indonesia ditandai dengan tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak.
-
6
- Preposisi adalah kata yang bisa terdapat di depan nomina.
- Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa dan antarklausa.
- Adverbia adalah kata yang memberian keterangan pada verba, nomina prekatif atau kalimat.
- Pronomina adalah kata yang digunakan untuk menggantikam orang atu benda.
- Numerelia adalah kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan.
- Artikulis adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau pendenifkan.
- Interjeksi adalah kata-kata pengungkapan batin.
- Partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau infleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal.
- Maskulin adalah bersifat laki-laki.
- Feminim adalah bersifat permpuan.
- Neutrum adalah anak-anak
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Hakikat Kata
Istilah kata sering kita dengar dan digunakan. Malah barangkali
kata kata ini hampir setiap hari dan
setiap saat digunakan dalam segala keperluan dan kesempatan. Tetapi kalau
ditanya apakah kata itu ? Maka
jawabnya barangkali tidak semudah menggunakannya. Para linguis yang sehari-hari
yang bergelut dengan bahasa ini, hingga dewasa ini, kiranya tidak pernah
mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang disebut kata. Menurut KBBI (2008 : 633)
“kata merupakan
morfem atau kombinasi morfem yang oleh bangsawan dianggap sebagai satuan
terkecil yang dapat diujarkan dalam bentuk bebas atau satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri yang terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem”. Kata kata dari bahasa Melayu dan Indonesia
diambil dari bahasa Sanskerta katha. Dalam
bahasa Sansekerta, katha bermakna “konversasi”,”bahasa”,”cerita”atau “dogeng”.
Dalam buku Linguistik Umum menurut Chaer ( 2007 : 166)
Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi pengertian terhadap kata
berdasarkan arti dan ortografi. Kata adalah satuan bahasan yang memiliki satu
pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua spasi, dan
mempunyai satu arti.
Dalam buku Linguistik Umum menurut Chaer ( 2007 :
167) Para tata bahasawan struktural
terutama penganut Bloomfield memberi pengertian tentang kata berdasarkan
batasan kata yang dibuat mereka . Kata merupakan satuan bebas terkecil ( a minimal free from ) tidak pernah
diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan itu bersifat final.
Selanjutnya menurut Chaer ( 2008 : 63) kata merupakan bentuk yang ke dalam mempunyai susunan fonologi yang
stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas dalam kalimat.
Hal senada juga dinyatakan dalam buku Ramlan (2009 : 33) kata merupakan satuan bebas yang
palin terkecil.
|
|
2.2
Batasan Kata
Menurut
buku linguistik Eropa dalam pembentukan kata terdapat beberapa macam batasan
kata yang digunakan adalah sebagai berikut :
- Setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak berubah serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Misalnya kata sikat , urutan fonemnya /s/,/i/,/k/,/a/,dan /t/. Urutan itu tidak dapat diubah misalnya menjadi /s/,/k/,/a/,/i/,dan /t/ atau diselipi fonem lain.
- Setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya. Misalnya kaliamat nenek membaca komik itu kemarin. Kalimat itu terdiri dari lima kata yaitu nenek, membaca, komik, itu, dan kemarin. Posisi kata kemarin dapat dipindahkan, umpamanya menjadi kemarin nenek membaca komik itu.
2.3
Alat Pembentukan Kata
Menurut
Abdul Chaer (2007 : 27) ada beberapa alat yang digunakan dalam proses
pembentukan kata sebagai berikut :
1.
Dalam
proses afiksasi sebuah afiks diimbuhankan pada bentuk dasar sehingga hasilnya
menjadi sebuah kata. Umpamanya pada dasar baca
diimbuhankan afiks me- sehingga
menghasilkan kata membaca yaitu
sebuah verba transitif aktif; pada dasar juang
diimbuhkan afiks ber- sehingga menghasilkan verba intransif berjuang.
2.
Penggulangan
bentuk dasar yang digunakan dalam proses reduplikasi. Hasil dari reduplikasiini
lazimnya disebut dengan istilah kata
ulang. Secara umum adanya tiga macam pengulangan, yaitu pengulangan secara
utuh, pengulangan dengan engubahan bunyi vocal maupun konsonandan pengulangan
sebagian
3.
|
4.
Abserviasi
khusus yang digunakan dalam proses akronimasi. Disebut abreviasi khusus karena
semua abreviasi menghasilkan akronim. Abrevasi bentuk Sekolah Menengah Atas menjadi SMA
adalah bukan akronim; tetapi hasil abservasi dari Jakarta Bogor Ciawi menjadi jagorawi
adalah akronim.
5.
Pengubahan
satus dalam proses yang disebut konversi. Misalnya, bentuk gunting yang berstatus nomina dalam kalimat “ gunting ini terbuat
dari baja”, yang dapat diubah statusnya menjadi bentuk gunting yang berstatus verba, seperti dalam kalimat “ gunting dulu
baik-baik, nanti baru dilem”.
2.4 Penentuan
atau Pembentukan Kata
Dalam buku Linguistik Umum menurut Chaer (2007 : 170)
dalam pembentukan
kata mempunyai dua sifat
yaitu sebagai berikut :
- Inflektif
Inflektif merupakan perubahan bentuk kata dalam bahasa
fleksi yang menunjukkan berbagai hubungan gramatiakal seperti deklinasi,
nomina, pronomina, adjektiva dan konjungasi. Kata-kata dalam
bahasa-bahasa berflektif, seperti bahasa Arab, bahasa Latin, dan bahasa
Sanskerta, untuk dapat digunakan di dalam kalimat harus disesuaikan dulu
bentuknya dengan katagori-katagori gramatika yang berlaku dalam bahasa itu.
Alat yang digunakan untuk penyesuaian bentuk itu biasanya berupa afiks, yang
mungkin berupa prefiks, infiks, dan sufiks atau juga berupa
modifikasi internal,yakni perubahan yang terjadi di dalam bentuk dasar itu.
|
Verba bentuk infinitif bahasa Latin amare ‘mencintai’ untuk
pesona pertama tunggal,modus indikatif aktif ,bentuknya untuk kala (tense) yang berbeda adalah
sebagai berikut:
Kata Bentuk Arti
Presen amo aku
mencintai
Futura amabo aku akan mencintai
Perfekta amavi aku
(telah) mencintai
Bentuk-bentuk kata yang berbeda itu seperti amo, amamus, amas, dan
amavi
sesungguhnya memilliki identitas leksikal yang sama. Jadi, berarti adalah
sebuah kata yang sama hanya bentuknya saja yang berbeda.
Contoh deklinasi aktifa dalam bahasa Jerman. Ajektifa
dalm bahasa Jerman mempunyai tiga macam konstruksi, yaitu:
Pertama,
konstruksi aktifa+nomina tanpa kata sandang atau pronomina apa-apa di depannya (yaitu “deklinasi kuat dari ajektifa) perhatikan bentuk
tunggal dan bentuk jamaknya!
Tunggal Maskulin Feminin Neutrum
‘laki-laki baik’ ‘wanita baik’ ‘anak
baik’
Nominatif :guter Mann gute Frau gutes Kind
Genitif
: guten Mannes guter Frau guten Kindes
Datif
: guten Manne guter Frau guten Kind (e)
Jamak Semua Jenis
Nominatif : gute
Manner/Frauen/Kinder
Genitif : guter
Manner/Frauen/Kinder
|
Dari
contoh di atasa dapat dilihat bahwa kata yang digunakan dalam inflektif bahasa
jerman digunakan sesuai pemakaiannya.
Kedua,
berkonstruksi kata sandang definit + ajektifa + nomina (yaitu “ deklinasi
lemah” dari ajektifa).
Tungal maskulin feminin neutrum
Nominatif : der
gute Mann die gute Frau das gute
Kind
Genitif : des guten Manner der guten Frau das guten
Kindes
Datif
: des guten Mann (e) der guten Frau des guten Kind(e)
Jamak Semua Jenis
Nominatif : die
guten Manner/Frauen/Kinder
Genitif : der
guten Manner/Frauen/Kinder
Datif : den
guten Manner/Frauen/Kindem
Dari
contoh di atasa dapat dilihat bahwa kata yang digunakan dalam inflektif bahasa
jerman digunakan sesuai pemakaiannya.
Ketiga, berkonstruksi
kata sandang indekfinit + ajektifa + nomina (yaknu deklinasi campuran kuat dan
lemah).
Tunggal Maskulin Feminin Neutrum
Nominatif : ein
guter Mann eine gute Frau ein gutes Kind
Genitif : einer guten Manner einer guten Fru eines
guten Kindes
Datif
: einen guten Manne einer guten Frau eines guten Kind(s)
Dari contoh di atasa dapat dilihat bahwa kata yang
digunakan dalam inflektif bahasa jerman digunakan sesuai pemakaiannya.
Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa berfleksi. Jadi, tidak ada masalah bagi konyugasi dan
deklinasi dalam bahasa Indonesia. Namun, banyak penulis Barat termasuk Verhaar
(1978) menyatakan bentuk-bentuk seperti membaca, dibaca, terbaca, kaubaca dan
bacalah adalah paradigma infleksional. Dengan kata lain, bentuk-bentuk tersebut
merupakan kata yang sama, yang berarti juga mempunyai identitas leksikal yang
sama. Perbedaan bentuknya adalah berkenaan dengan modus kalimatnya. Dengan
demikian, me-,di-,ter-,ku- dan kau- adalah infleksional.
-
12
Pembentukan secara derevatif
atau derivisional merupakan pembentukan kata baru, kata yang identitas
leksikalnya tidak sama dengan kata dasarnya. Contohnya dalam bahasa Indonesia
dapat diberikan, misalnya dari kata air yang
berkelas nomina dibentuk menjadi mengairi
yang berkelas verba. Kemudian dari kata makan
yang berkelas verba dibentuk kata makanan
yang berkelaas nomina.perbedaan identitas leksikal terutama berkenaan
dengan makna, sebab meskipun kelasnya sama seperti kata makanan dan pemakan, yang
sama-sama berkelas nomina, tetapi maknanya tidak sama.
Dalam pembentukan kata dapat
terjadi dalam beberapa kata sehingga dapat membentuk suatu kata contohnya
sebagai berikut :
![]() |
ber
atur an
dari
bagan pembentukan diatas dapat dilihat bahwa kata dalam bahasa Indonesia beraturan terjadi dalm dua tahap yaitu
mula-mula pada dasar atur diimbuhkan sufiks –an menjadi aturan .
setelah iru dasar aturan itu diimbuhkan pula denga prefiks ber- sehingga terbentuklah kata , yang memiliki arti “mempunyai aturan”.
Dalam buku Morfologi menurut Chaer (2008 : 31 ) dalam
pembentukan
kata mempiliki beberapa
tahap sebagai berikut :
1. Pembentukan setahap terjadi kalau bentuk dasarnya
berupa akar atau morfem dasar . misalnya, pengimbuhan prefiks me- pada dasar beli menjadi kata membeli.

|
pembentukan setahap dalam proses reduplikasi, misalnya
dasar rumah + penggulangan (p) menjadi
rumah-rumah

pembentukan setahap dalam proses komposisi, misalnya
dasar sate + dasar ayam menjadi sate ayam

2.
Pembentukan
bertahap terjadi kalau bentuk dasar yang mengalami proses morfologi itu berupa
bentuk polimorfemis yang sudah menjadi kata. Misalnya kata berpakaian dibentuk dengan mengimbuhkan prefiks ber- pada dasar pakian ( yang
terlebih dahulu terbentuk dari proses pengimbuhan sufiks –an pada dasar pakai )

3.
Pembentukan
kata yang prosesnya melalui bentuk perantara. Seperti misalnya dalam proses
pembentukan kata pengajar. Secara
kasat kasat mata bentuk pengajar tampaknya
dibentuk dari dasar yang berupa akar ajar
yang diberi prefiks pe-, namun
sebenarnya prose situ terjadi melalui bentuk kata mengajar sebab makna
gramatikal pengajar ‘ yang mengajar’.
![]() |
|
|||
|
|

![]() |
2.5
|
Istilah lain yang biasa
dipakai untuk klasifikasi kata adalah penggolongan kata, atau penjenisan kata.
Dalam peristilahan bahasa Inggris
disebut part of spech. Klasifikasi kata dpat dibagi berdasarkan :
1.
Kriteria
makna atau semantik
Kriteria makna atau semantik
dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelas kata sebagai berikut :
a.
Kelas
verba
Kelas verba merupakan kelas
kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadan. Juga sering disebut
dengan kata kerja.contohnya belajar, meledak dan sebagainya.
b.
Kelas
nomina
Kelas nomina merupakan kelas
kata dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak. Juga sering berfungsi sebagai
subjek atau objek dari klausa. Comtohnya rumah, kucing, meja dan sebagainya.
c.
Kelas
ajektifa
Kelas ajektifa merupakan
kata yang menerangkan nomina(kata benda) dan secara umum dapat digabung dengan
kata lebih dan sangat. Contohnya beret, pendek, panjang dan sebagainya.
2.
Kriteria
fungsi
Kriteria fungsi dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kelas kata sebagai berikut :
a.
Kelas
preposisi
Kelas preposisi merupakan
kata yang bisa terdapat di depan nomina. Contohnya dari, dengan,di dan ke.
b.
|
c.
Kelas
konjungsi merupakan kata atau ungkapan penghubung antarkata,antarfrasa,anatarklausa,dan
anatarkalimat. Contohnya dan, sebaliknya dan karena.
d.
Kelas
adverbia
Kelas adverbia merupakan
kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau
kalimat. Contohnya sangat, lebih, dan tidak.
e.
Kelas
pronomina
Kelas pronomina merupakan
kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda. Contohnya aku, engkau,
dan dia.
f.
Kelas
numeralia
Kelas numeralia merupakan
kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpunan. Contohnya
satu, dua, tiga dan sebagainya.
g.
Kelas
artikulis
Kelas artikulis atau kata
sandang merupakan kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau pendefinitifkan
sesuatu nomina,adjektifa, atau kelas lain. Contohnya si manis.
h.
Kelas
interjeksi
|
h.
Kelas
partikel
Kelas partikel merupakan
kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung
makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk didalamnya
artikel, konjungsi, preposisi,dan interjeksi.
2.6
Hasil
Dalam buku Linguistik Umum
menurut Chaer ( 2007 : 166) Para tata bahasawan tradisional biasanya memberi
pengertian terhadap kata berdasarkan arti dan ortografi. Kata adalah satuan
bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang
diapit oleh dua spasi, dan mempunyai satu arti.
Dalam buku Linguistik Umum
menurut Chaer ( 2007 : 167) Para tata
bahasawan struktural terutama penganut Bloomfield memberi pengertian tentang kata
berdasarkan batasan kata yang dibuat mereka . Kata merupakan satuan bebas
terkecil ( a minimal free from )
tidak pernah diulas atau dikomentari, seolah-olah batasan itu bersifat final.
Selanjutnya menurut Chaer (
2008 : 63) kata merupakan bentuk
yang ke dalam mempunyai susunan fonologi
yang stabil dan tidak berubah dan keluar mempunyai mobilitas dalam kalimat.
Hal senada juga dinyatakan
dalam buku Ramlan (2009 : 33) kata
merupakan satuan bebas yang palin terkecil.
Merujuk dari pendapat di
atas dapat penulis simpulkan bahwa kata
pada hakikatnya merupakan satuan gramatika terkecil yang merupakan gabungan
dari beberapa suku kata sehingga membentuk kata dan memiliki satu arti ataupun
pengertian.
|
- Setiap kata mempunyai susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak berubah serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh fonem lain. Misalnya kata sikat , urutan fonemnya /s/,/i/,/k/,/a/,dan /t/. Urutan itu tidak dapat diubah misalnya menjadi /s/,/k/,/a/,/i/,dan /t/ atau diselipi fonem lain.
- Setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya. Misalnya kaliamat nenek membaca komik itu kemarin. Kalimat itu terdiri dari lima kata yaitu nenek, membaca, komik, itu, dan kemarin. Posisi kata kemarin dapat dipindahkan, umpamanya menjadi kemarin nenek membaca komik itu.
Alat-alat yang digunakan dalam pembentukan kata
sebagai berikut :
1.
Proses
afiksasi;
2.
Proses
reduplikasi;
3.
Proses
komposisi;
4.
Proses
akronimisasi dan
5.
Proses
konversi
Sifat pembentukan atau penentuan kata sebagai berikut
:
1.
Inflektif
merupakan perubahan bentuk kata dalam bahasa fleksi yang menunjukkan berbagai
hubungan gramatiakal seperti deklinasi, nomina, pronomina, adjektiva dan
konjungasi.
2.
Derivatif
merupakan sifat dalam membentuk kata baru , kata yang leksikalnya tidak sama
dengan kata dasar.
Tahap-tahap dalam pembentukan kata sebagai berikutb :
1.
Pembentukan
setahap;
2.
Pembentukan
bertahap dan
3.
|
Klasifikasi kelas kata sebagai berikut :
1.
Kriteria
makna atau semantik yang digunakan untuk megidentifiksi kelas verba, nomina,
dan ajektifa.
2.
Kriteria
fungsi yang digunakan untuk
megidentifikasi kelas preposisi, konjungsi, adverbia, pronomina, numerelia,
artikulis, interjeksi dan artikel.
Dengan selesainya pembahasan yang ada di
makalah ini, maka kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang sangat
berharga dari bermacam-macam komponen yang diperlukan dalam kegiatan mengarang
ataupun tulis menulis. Adapun penulis
ini
sebagai manusia biasa yang pastinya tidak terlepas dari segala kelemahan,
keterbatasan, kekhilafan, dan kesalahan karena tentunya kita semua menyadari
bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah Azza Wajalla semata. Untuk itu kami
mohon ma’af apabila terdapat kekurangan-kekurangan dari makalah ini.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Merujuk dari pendapat yang
dikemukakan oleh beberapa pendapat dapat penulis simpulkan bahwa kata pada hakikatnya merupakan satuan
gramatika terkecil yang merupakan
gabungan dari beberapa suku kata sehingga memiliki satu arti ataupun
pengertian.
Batasan-batasan yang
digunakan dalam pembentukan kata Setiap kata mempunyai susunan fonem yang
urutannya tetap dan tidak berubah serta tidak dapat diselipi atau diselang oleh
fonem lain. Serta setiap kata mempunyai kebebasan berpindah tempat di dalam
kalimat, atau tempatnya dapat diisi atau digantikan oleh kata lain atau juga dapat dipisahkan dari kata lainnya. Alat
yang digunakan dalam pembentukan kata adalah proses afiksasi, proses
reduplikasi, proses komposisi, abrevasi, dan konversi. Selain itu Ada dua sifat
yang digunakan untuk pembenmtukan kata yaitu Inflektif merupakan perubahan
bentuk kata dalam bahasa fleksi yang menunjukkan berbagai hubungan gramatiakal
seperti deklinasi, nomina, pronomina, adjektiva dan konjungasi. Sedangakan
derivatif merupakan sifat dalam membentuk kata baru , kata yang leksikalnya
tidak sama dengan kata dasar. Tahap-tahap pembentukan kata terbagi atas pembentukan kata setahap,
pembentukan bertahap, dan pembentukan kata melalui bentuk perantara.
Dalam klasifikasi kata
terbagi atas beberapa kelas kata berdasarkan kriteria yang digunakan. Kriteria
makna atau semantik yang digunakan untuk megidentifiksi kelas verba, nomina,
dan ajektifa. Sedangkan kriteria fungsi
yang digunakan untuk megidentifikasi kelas preposisi, konjungsi,
adverbia, pronomina, numerelia, artikulis, interjeksi dan artikel.
|
|
Adapun
saran yang diberikan pada akhir makalah ini adalah sebagai berikut :
- Mahasiswa
Dengan mengetahui beberbagai
macam persoalan tentang kata mulai
dari hakikat kata, batasan kata, pembentukan kata, serta klasifikasi kata.
penulis harapkan kepada mahasiswa hendaknya agar dapat menggunakan ilmu yang di
dapat dari makalah ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam mengajarkan serta mengaplikasikan pada siswa-siswinya
nanti pada saat menjadi seorang guru.
- Dosen
Dengan tambahan ilmu atau
pun pembahasan yang dibuat penulis ini. Hendaknya Bapak Ibu dosen lebih
memberikan ilmu-ilmu atau masukan dalam makalah ini tentang pembahasan yang
dibuat oleh penulis agar lebih sempurna lagi.
- Penulis
Dengan makalah yang ini
penulis hendaknya dapat mengaplikasikan pembahasan makalah ini dengan
sebaik-bainya agar ilmu-ilmu yang didapat dalam penulisan ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi dirinya maupun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Nasional, Departemen Pendidikan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Edisi ke IV. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama.
Alwi, Hasan. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III. Jakarta :
Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Edisi ke III. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Ramlan, M. 2009. Morfologi.
Yogyakarta : CV Karyono
http://www.goodreads.com/book/show/1789770.Kelas_Kata_dalam_Bahasa_Indonesia ( 3 November 2012)
|
KISAH CERITA SUKSES DARI SAYA, AWAL JADI HONORER SEKARANG SAYA SUDAH JADI PNS GURU DI JAWA TIMUR
ReplyDeleteYANG HANYA BISA DI PERCAYA
BPK DR HERMAN M. SI NO HP BELIAU 0853-2174-0123
Sumpah demi allah ini kisah cerita nyata saya jadi PEGAWAI NEGERI SIPIL
Alhamdulillah berkat bantuan BPK DR HERMAN M. SI beliau selaku DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA di BKN pusat yang telah membantu saya jadi PNS, Nomor hp bpk DR HERMAN M. SI hp: 0853-2174-0123
KISAH CERITA SAYA JADI PNS Assalamu Alaikum wr-wb,Mohon maaf mengganggu waktu dan aktifitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui pesan singkat dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS k2 tahun 2014, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 5 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no telf Bpk DR HERMAN M. SI yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA yang di kenalnya di bkn jakarta dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui alamat kantor beliau, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk dr herman m. Si , siapa tau beliau bisa bantu. Wass...