Friday, March 28, 2014

deskripsi kepala

kepala adalah bagian tubuh yang di ats leher pada manusia dan beberapa pusat indra. di kepala ada tedapat rambut, otak, mulut hidung, mata, dagu, pipi, telinga, sistem saraf. Kepala merupakanpusat atau organ yang paling penting dalam diri manusia maupu hewan. Sistem saraf di kepal berfungsi untuk mengatur segala sistem atau sel-sel yang ada pada tubuh manusia. sistem saraf manusia dikenal dengan sistem saraf  sensori dan motori. Kemudian di kepala ada rambut. Di  kepala ada mata yang berfungsi untuk melihat. Di kepal ada hidung yang berfungsi untuk bernafas dan mencium bau  harum maupun busuk. Di dalam kepala juga ada otak yang dikenal ada otak kiri otak kanan , otak besar dan otak kecil. kemudian otak berfungsi untuk mengetahui bakat yang dimiliki seseorang. Di kepalaada lidah yang berfungsi untuk berbicara, gigi untuk mengunyah. Kemudian telinga berfungsi untuk mendengarkan. Di kepala juga ada bulu mata, alis mata, dagu, pipi, yang memiliki fungsi masing-masing. Kepala merupakan anugerah tuhan yang diberikan Allah  untuk manusia dan hewan.Kepala sangat penting bagi diri kita, tanpa kepala kita tidak mungkin bisa hidup. Contohnya orang yang tidak memiliki alat indra atau anggota tubuh yang lain seperti kaki, tangan dn sebagainya bisa hidup atau tiruannya tapi tidak pernah ada orang yang tidak memiliki kepala. jadi, kepala sangat penting bagi semua begitu juga anggota tubuh lainnya.



ANALISIS GAYA BAHASA DALAM PUISI "BEGITU ENGKAU BERSUJUD" KARYA EMHA AINUN NAJIB






Kalimat pencuri itu lari dan pencuri iru berlari

1. Pencuri itu lari
Suatu ketika di lembaga permasyarakatan (LP) terjadi suatu kerusuhan. Ketiaka iti suasana LP sangat menjadi tidak terkendali. Seseorang tahanan penghuni LP tersebut berkesemptan untuk lari dri LP tersebut. Tahanan tersebut merupakan tahanan atau pencuri ayam. Melihat suasana yang tidak kondusif dn terkendali akhirnya pencuripun lar dari tahanan karena melihat suasana yang tidak terkendali tersebut.

2. Pencuri itu berlari
Suatu ketika disebuah rumah mewah terjadi pencurian. Pada saat itu pencuri tersebut membongkar seluruh isi umah tersebut. Akibat kecerobohan pencuri itu, ternyata perbuatan itu diketahui pembantu rumah tangga. Dengan tergesa-gesa pencuri itu berlari meninggalkan rumah itu dan tidak membawa apa-apa.

Deskripsi Kepala

Kepala adalah bagian tubuh yang di atas leher pada manusia dan bebrapa jenis hewan yang merupakan tempat otak, pusat jaringan saraf dan beberapa pusat indra. Di kepala ada terdapat rambut, otak, mulut, hidung, mata, dagu, pipi, telinga, sistem saraf. Kepala merupakan pusat atau orgatubuh yang paling penting bagi manusia maupun hewan. Sistem saraf berfungsi untuk mengatur segala sistem atau sel-sel saraf yang ada tubuh manusia. sistem saraf manusia dikenal dengan sistem saraf sensori dan motori,. kemudian ada mata yang berfungsi untuk meliha. Hidung untuk bernafas dan mencium bau., baik bau busuk maupun harum.  Di dalam kepala juga ada otak yang dikenal otak kanan, otak kiri, otak besar dan otak kecil. Kemudian  di otak berfungsi untuk mengetahui bakat yang dimiliki seseorang. Di kepal  juga ada mulut, di mulut ada lidah untuk berbicara, gigi untuk mengunyah. Di kepala juga ada alis mata, bulu mata yang memiliki fungsi masing-masing. Kepala merupakan anugerah Tuhan yang diberikan untuk makhluknya, tanpa kepala maka kita tidak mungkin bisa hidup. Contohnya orang yang tidak memiliki tangan atau kaki bahkan anggota tubuh lainnya ada tiruannya, tetapi belum pernaha kita mendengar kalau manusia ataupun hewan yang tidak memiliki kepla. Jadi kepala sangatlah penting.



Sunday, March 23, 2014

PROPOSAL PENELITIAN "PENULISAN KATA PADA BLOG MAHASISWA PENDIDIKAN BAHSA DAN SASTRA INDONESIA KELAS A ANGKATAN 2011 UNIVERSITAS ISLAM RIAU" OLEH DESMAWATI


1.                  Latar Belakang dan Masalah
1.1              Latar Belakang
Keberadaan bahasa tidak terlepas dari kehidupan manusia. Hal ini disebabkan oleh bahasa adalah media tutur yang aling efektif dalm berinteraksi. Tanpa adanya bahasa, manusia sulit untuk berkomunikasi dengan kelompok lain. Keraf (1989:3), Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”. Penjelasan tersebut dapat menggambarkan bagi kita, pada umunya fungsi bahasa sangat dominan digunakan manusia dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan kelompok lain.
Istilah kata sering juga kita dengar dan sering kita gunakan. Malah barangkali kata kata ini hampir setiap hari dan setiap saat kita gunakan dalam segala kesempatan dan untuk segala keperluan. Kata merupakan satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis. batu, rumah,datang,dsb) ataau gabungan morfem (mis. pejuang, mengikuti, pancasila,mahakuasa)(Kridalaksana,2008: 110).
Menurut Setyawati (2010:13) dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa dengan kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Kata tersebut dapat  dideskripsikan sebagai berikut yaitu:
1.      Kata ‘salah’ diantonimkan dengan ‘betul’, artinya apa yang dilakukan tidak betul, tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu, atau tidak tahu terdapat norma, kemungkinan yang lain dia khilaf. Jika kesalahan ini dikaitkan dengan penggunaan kata, dia tidak tahu kata yang tepat dipakai.
2.      ‘Penyimpangan’ dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan. Pemakaian bahasa menyimpang karena tidak mae, enggan, malas mengikuti norma yang ada. Sebenarnya pemakaian bahasa tersebut tahu norma yang benar, tetapi dia memakai norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain penyimpangan disebabkan oleh keinginan yang kuatyang tidak dapat dihindari karena satu dan lainnya. Sikap bahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, jargon, dan  prokem.
3.      ‘Pelanggaran terkesan negatif karena pemakaian dengan penuh kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa yang dilakukan tidak baik.
4.      ‘Kekhilafan’ merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap keliru memakai.
Selama ini orang umumnya berpendapat bahwa ejaan hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata. Contohnya, eja dieja dengan e-j-a menjadi eja. Pengertian ejaan seperti itu sebenarnya kurang tepat karena yang disebut ejaan pada dasarnya lebih luas dari pada itu.
Ejaan didefinisikan sebagai kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan dan tanda baca (Depdikbud, 2008:353). Jelaslah bahwa ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata, tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf suatu yang lebih besar misalnya kata, kelompok kata atau kalimat.
Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandarisasikan, yang lazimnya mempunyai 3 aspek yaitu aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan fonemis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca (Kridalaksana, 2008:54)
Pedoman umun ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, telah melakukan berkali-kali penyempurnaan dalam ejaan. Antara lain yang dibahas dalam ejaan yang disempurnaan itu adalah penulisan kata, yang dimana penulisan kata itu memiliki porsi yang berpengaruh dalam penulisan, penulisan kata yang benar akan membuat kaliamat-kalimat yang kita buat menjadi padu, efektif, dan enak dibaca.
Pada pedoman umm EYD penulisan kata membahas mengenai berbagai pedoman penulisan kata, seperti kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, gabungan kata, singkatan, paretikel dan angka dan lambang bilangan(Susanti, 2013:17).
Kita mengenal bentuk dasar, kata turunan, atau kata berimbuhan, kata ulang dan gabungan kata. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri., sedangkan pada kata turunan, imbihan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sedangkan gabungan kata juga harus ditulis berdasarkan kaidah dan pedoman yang telah ditetapkan(Arifin, 2010:184).
Penulisan kata dalam suatu karangan maupun tulisan yang berhubungan dengan wacana harus disesuaikan dengan kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar. Penulisan yang sesuai dengan kaidah yang berlaku tidak hanya digunakan dalam karya-karya ilmiah, tetapi juga harus digunakan dalam semua tulisan yang kita buat begitu pula dengan tulisan yang ada di blog terutama dalam tugas-tugas yang diberikan atau yang berhubungan dengan karya ilmiah.
Gejala-gejala penulisan kata pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau. Misalnya maha kuasa penulisannya salah karena tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam penulisan kata. Seharusnya penulisan yang benar menurut kaidah dalam penulisan bahasa Indonesia ialah mahakuasa, jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata  esa, gabungan itu ditulis serangkai.
Penulis tertarik melakukan melakukan penelitian ini karena peneliti melihat banyak kesalahan dalam penulisan kata yang terdapat pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A tahun 2011 Universitas Islam Riau dalam memposting atau menulis terutama dalam membuat dan menyeselaikan tugas-tugasnya. Padahal mereka merupakan mahasiswa dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia seharusnya mereka telah mengetahui bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah yang telah berlaku. Tetapi kenyataannya  tidak masih banyak mereka mengabaikan aturan atau pedoman dalam penulisan. Kesalahan ini sering terjadi karena kurang pedulinya mahasiswa dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Serta tidak efektifnya mahasiswa dalam menggunakan pedoman yang telah diberikan atau dikeluarkan oleh pusat dan pengembangan bahasa itu sendiri.
            Berdasarkan pengetahuan penulis, penelitian yang relevan dalam penelitian ini ialah penelitian yang dilakukan oleh Jerry Syahputra yang berjudul “ Analisis Pemakaian Kata-kata Mubazir dalam Penulisan Berita Surat Kabar Riau Pos tahun 2011” dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau, 2012. Adapun rumusan masalahnya ialah bagaimanakah pemakaian kata mubazir yang berupa kata depan dalam penulisan berita headline rubrik metropolis surat kabar Riau Pos tahun 2011 dan bagaimanakah pemakaian kata mubazir rubrik metropolis surat kabar Riau Pos tahun 2011. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk melihat dan mendeskripsikan pemakaian kata mubazir yang berupa kata depan, dan kata hubung dalam penulisan berita rubrik metropolis surat kabar Riau Pos tahun 2011. Ruang lingkup dari penelitian ini ialah mengenai kebahasaan terutama dalam keterampilan menulis. Adapun teori yang digunakan yaitu teori yang mengkaji tentang penulisan dan juga pedoman EYD. Sedangkan metode yang digunakan yaitu metode deskriftif yaitu metode yang memaparkan hasil secara sistematis dan terperinci. Hasil dari penelitian ini yaitu dari 80 pemakaian kata dari 39 kata yang tergolong mubazir dan 41 tidak mubazir. Dari 40 pemakaina kata oleh, 35 kata mubazir dan 5 kata tidak mubazir. Kemudian dari 19 kata hubung ‘bahwa’, 18 kata tergolong mubazir dan 1 tergolong tidak mubazir.dari 20 kata hubung’telah’ 17 kata tergolong mubazir dan 3 tidak mubazir. Dari 106 pemakaian kata hubung ‘untuk’ 88 tergolong mubazir dan 18 tidak mubazir.
Peneliti kedua yaitu Fenny Anita yang berjudul “ Analisis Penulisan Unsur Serapan dalam Rubrik Businnes Harian Pagi Tribun Pekanbaru”. Masalah dalam penelitian ini adalah penulisan unsur serapan pada bahasa Inggris, Arab, dan bahasa Belanda. Teori yang digunakan pada penelitian ini ialah pengertian unsur serapan, klasifikasi unsur serapan, unsur serapan pada bahasa Indonesia, dan peneulisan unsur serapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data secara terperinci dan sistematis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini data yang dikumpulkan berjumlah 927 data bahasa. Seluruh data bahasa unsur serapan yang sesuai EYD berjumlah 907 atau 97,84% dan data bahasa unsur serapan yang tidak benar ialah berjumlah 20 atau 2,15%.
Persamaan penelitian sekarang dengan peneliti terdahulu, yakni persamaannya peneliti terdahulu dan sekarang sama-sama mengkaji aspek bahasa terutama dalam aspek ejaan. Perbedaannya peneliti pertama melakukan penelitian tentang pemakaian kat-kata mubazir dan peneliti kedua penulisan unsur serapan se7yydangkan peneliti sekarang meneliti tentang penulisan kata pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau.
            Hasil penelitian yang penulis lakukan ini  memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Berdasarkan manfaat teoritis penelitian ini dapat bermanfaat untuk; (1) Menambah pengetahuan pembaca dalam penulisan kata terutama dalam menulis, (2) Menjadi pedoman dalam menulis karya-karya ilmiah atau yang berhubungan dengan suatu wacana sedangkan secara praktis bermanfaat untuk; (1) Menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar, (2) Dapat dijadikan acuan dalam menulis (3) Menambahkan wawasan pengetahuan kepada rekan-rekan mahasiswa.
1.2              Masalah
       Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka dapatlah dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut Bagaimanakah Penulisan Kata Pada Blog Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau?


2.                  Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang penulisan kata yang terdapat pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A tahun 2011 Universitas Islam Riau.
Data dan informasi yang terkumpul akan dideskripsikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara sostematis dan terperinci sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang penulisan kata yang terdapat pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A tahun 2011 Universitas Islam Riau.
3.         Ruang Lingkup Penelitian
3.1       Ruang Lingkup
            Penelitian yang berjudul Penulisan Kata pada Blog Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau termasuk ke dalam ruang lingkup kajian linguistik khususnya dalam aspek ejaan atau kaidah ejaan. Aspek-aspek ejaan tersebut adalah: Penulisan kata dalam kaidah ejaan dapat dilihat berdasarkan (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (5) suku kata, (6) kata depan di, ke, dan dari, (7) partikel, (8) singkatan dan akronim, (9) angka dan bilangan, (10) kata ganti ku-, -ku, -mu dan –nya, dan (11) kata Si dan Sang.

3.2       Pembatasan Masalah
Terdapatnya kesalahan yang dominan pada penulisan kata yang penulis temukan, oleh karena itu penulis hanya menganalisis penulisan kata berdasarkan apa yang penulis temukan. Mengingat cakupannya yang juga luas maka penulis hanya menganalis beberapa bagian yang paling dominan dari penulisan kata diantaranya  (1) Penulisan kata pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau dibatasi pada: (a) kata turunan, (b) bentuk ulang , (c) gabungan kata, (d) kata depan di, ke, dan  dari, (e) singkatan dan akronim, dan (f) angka dan bilangan
3.3       Penjelasan Istilah
            Untuk menghindari kesalahanpahaman dalam membaca dan memaknai penelitian ini. Berikut ini penulis akan menjelaskan istilah yang dipakai dalam masalah pokok penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Penulisan adalah proses, cara, perbuatan menulis atau menuliskan(Depdiknas, 2008: 58).
2.      Kata adalah  satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis. batu, rumah,datang,dsb) atau gabungan morfem (mis. pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa) (Kridalaksana,2008: 110).:24).
3.      Pada adalah satuan fonologis yang terjadi dalam sekelompok suku kata bertekanan dan/atau tidak berkenaan (Depdiknas, 2008: 995).
4.      Blog adalah catatan harian atau jurnal pribadi di internet yang dapat diakses oleh siapa saja (Depdiknas, 2008: 201).
5.      Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Depdiknas, 2008: 857).
6.      Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang dimaksudkan dalam peneitian ini merupakan salah satu program studi yang ada di Perguruan tinggi salah satunya di Universitas Islam Riau.
7.      Kelas A yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan salah satu sampel yang diteliti dalam penelitian ini.
8.      Angkatan 2011 yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan tahun kapan sampel menduduki sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut.
9.      Universitas Islam Riau yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan salah satu Universitas yang ada di Riau terutama menjadi sampel dari penelitian ini.
10.  Penulisan kata yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penulisan kata yang baik dan benar pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau.
11.  Kata dasar merupakan kata-kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar (Depdiknas, 2008 :633).
12.  Kata turunan merupakan kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi atau penggabungan (Depdiknas, 2008:633).
13.  Bentuk ulang yang dimaksud dalam penelitian ini ialah bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya yang sesuai dengan pedoman penulisan yang baik dan benar.
14.  Gabungan kata yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah yang sesuia dengan pedoman dalam penulisan bahasa yang baik dan benar..
15.  Suku kata yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah pemenggalan kata-kata yang sesuai dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar.
16.  Kata depan di, ke  dan dari yang dimaksud dalam penelitian ini ialah penggunaan kata depan yang sesuai dengan penulisan yang baik dan benar.
17.  Partikel ialah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk didalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan preposisi ( Depdiknas,2008:1024).
18.  Singkatan dan Akronim yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah penggunaan singkatan dan akronim yang tepat sesuai dengan penggunaannya. Singkatan adalah bentuk singkatan yang terdiri atas satu huruf atau lebih (Susanti,2013:27). Sedangkan akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan(Susanti,2013:28).
19.  Angka dan Bilangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah penggunaan angka dan bilangan yang tepat dalam penulisan yang baik dan benar.
20.  Kata ganti ku-, -ku, -mu, dan –nya yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah penggunaan kata ganti yang sesuai dengan penggunaan atau penulisan yang baik dan benar.
21.  Kata Si dan Sang yang dimaksudkan dalam penelitian ini ialah penggunaan kata Si dan Sang  yang sesuai dengan penggunaan atau penulisan yang baik dan benar.
4. Anggapan Dasar, Hipotesisi dan Teori
4.1       Anggapan Dasar
            Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman penulis tentang Penulisan Kata pada Blog mmahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2011 Universitas Islam Riau, anggapan dasar yang dapat penulis kemukakan adalah penulisan kata pada blog mahasiswa Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia  kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau sudah mengetahui dan  mempelajari pedoman ataupun ketentuan dalam menuliskan kata-kata yang sesuia dengan kaidah yang telah ditetapkan dalam sebuah karya ilmiah ataupun artikel. Tetapi masih ada sebagian yang belum menerapkan kaidah tersebut sehingga terjadilah kesalahan dalam penulisan tersebut.
4.2       Teori
            Pada peneitian ini, peneliti berpegang teguh pada beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan yang peneliti kaji. Teori yang berkaitan dengan permasalahan ini merujuk pada beberapa buku yang berkaitan dengan penulisan kata pada blog mahasiswa terutama dalam ragam tulisan. Teori yang digunakan untuk menganalisis data mengenai penulisan kata adalah pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, tata bahasa baku bahasa Indonesia, cermat berbahasa Indonesia,  buku-buku karangan Abdul Chaer tentang bahasa jurnalistik, Kamus linguistik, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4.2.1        Penulisan Kata
Menurut Chaer (2010: 106) secara gramtikal dikenal adanya tiga macam kata, yaitu kata dasar, kata berimbuhan(berprefiks), kata ulang dan gabungan kata(kata majemuk).
4.2.1.1  Kata dasar
Menurut Chaer (2010: 106) kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, atau diapit oleh dua spasi.
Contoh:     Korupsi bukan hal yang baru
korban gempa itu luka parah  
4.2.1.2  Kata Turunan
Menurut Susanti (2013: 17) dalam penulisan kata turunan dapat dibagi atas beberapa bagian dalam penulisan kata sebagai berikut:
1.  a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
          Misalnya: bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, dan lain-lain.
b. Imbuhan dirangkaikan dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk    
     singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
      Misalnya: mem-PHK-kan
                         di-upgrade
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. contoh: ekstrakurikuler, transmigrasi, pramuniaga, instropeksi, antarkota, adipati, mancanegara, mahasiswa, pascasarjana, semiprofesional, dan lain-lain.
Catatan:
-Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-). Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme.
-Jika kata maha sebagai unsur gabungan kata diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah. Misalnya: Tuhan Yang mahakuasa Tuhan Yang Maha Esa, dan Tuhan Yang Maha Pengasih.
- Bentuk-bentuk terikat dari kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pro, kontra,dan anti, dapat digunakan sebagai bentuk dasar. Misalnya : Sikap masyarakat yang pro lebih banyak daripada yang kontra.
- Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis serangkaian dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan
Misalnya : Taktembus cahaya
      Tak bersuara
4.2.1.3  Bentuk Ulang
Menurut Susanti (2013:19) kata ulang atau bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).
Catatan :
a.       Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertaman saja.
Misalnya : surat kabar              surat-surat kabar   
b.      Bentuk ulang gabungan kata unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya: orang besar             orang-orang besar
                                                orang besar-besar
1.      Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang
Misalnya: kekanak-kanakan
                 Perundang-undangan
                             Memata-mata
            Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan atau kaidah.
Misalnya ; bajunya ke-merah2-an

4.2.1.4  Gabungan Kata
Menurut Susanti (2013:20) dalam penulisan kata tertama pada gabungan kata ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1. Gabungan kata biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, kambing hitam, kereta api, mata pelajaran, rumah sakit, simpang empat, dan lain-lain.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya: anak-istri saya, ibu-bapak kami, alat pandang-dengar, dan lain-lain.
3. Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, adakalanya, beasiswa, dukacita, kacamata, saputangan, sekalipun, sukacita, dan lain-lain.
4.2.1.5 Suku Kata
            Menurut Susanti (2013:21) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam suku kata adalah sebagai berikut:
1. Pemenggalan suku kata pada dasar dilakukan sebagi berikut:
a.   Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan-nya
dilakukan diantara kedua vokal itu.
Misalnya : bu-ah, sa-at, dan lain-lain
b.      Huruf diftong ai, au dan oi tidak dipenggal
Misalnya : pan-dai, au-la, am-boi, dan lain-lain
c.       Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan(termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua buah vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya : ba-pak, de-ngan,mu-sya-wa-rah, dan lain-lain
d.      Jika di tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu.
Misalnya: Ap-ril, cap-lok, sang-gup, dan lain-lain
e.       Jika di tengah kata dasar tiga huruf konsonan atau lebihnya yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya: ul-tra, in-fra, ben-trok, dan lain-lain.
2. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran atau partikel dilakukan di antara bentuk dan imbuhan atau partikel itu.
Misalnya: ber-jalan, mem-bantu, di-ambil, pergi-lah, per-buat-an, dan lain-lain
3. jika sebuah kata terdiru atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti kata dasar.
Misalnya : bio-grafi      bi-o-gra-fi
                               Foto-grafi    fo-to-gra-fi
4. Nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda pisah). Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan

4.2.1.6 Kata Depan di, ke, dan dari
Menurut Susanti (2013:24) kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai suatu suku kata, seperti kata kepada dan daripada . Apabila menunjuk kata tempat, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:    di dalam, di mana, ke mana, ke depan, dari sana, dari kota, dan lain-lain.


Catatan:
Untuk kata-kata daripada, kepada, serta imbuhan di- yang merujuk kalimat pasif, ditulis serangkai.
Misalnya: Dia lebih tua daripada adiknya.
     Kami percaya kepadanya.
                 Bawa kemari buku itu.
                 Dari tadi dia keluar kelas.
                 Kau dipanggil Ibu.
                 Pestanya dimeriahkan artis ternama.
4.2.1.7 Partikel
            Menurut Susanti (2013:25) hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata mengenai partikel sebagai berikut:
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya , kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.
Catatan :
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang pengikutinya.
4.2.1.8 Singkatan dan Akronim
            Menurut Susanti(2013:26) dalam penulisan kata ada tang membedakan sinonim dan antonym adalah sebagai berikut:
1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
a.       Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya : A.H. Nasuition      Abdul Haris Nasution
                  H. Hamid              Haji Hamid
                  M.Hum                  Master Humanoira
b.      Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya : DPR           Dewan Perwakilan Rakyat
                  PT              Persora Terbatas
                  KTP           kartu Tanda Penduduk

c.       1. Singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:   jml.      Jumlah
hlm.     Halaman
dl.        dalam
2. Singkatan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik.
Misalnya:   dll.       dan lain-lain
                  dsb.     dan sebagainya
                  dst.      dan seterusnya
catatan : singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti
pembuatan catatan dan kuliah.
d.      Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.
Misalnya:         a.n.      atas nama
                        d.a.      dengan alamat
                        u.p.      untuk perhatian
e. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang                    asing tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:         cm       sentimeter
                         kg       kilogram
2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1.      Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya :        SIM     surat izin mengemudi
                        PASI   Persatuan Atlet Seluruh Indonesia                                         LIPI    Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesi    a
    1. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:      Bulog Badan Urusan logistik
    2. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil. Misalnya:       pemilu pemilihan umum.
4.2.1.9 Angka dan Bilangan
            Menurut Susanti (2013:28) ada hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan angka dan perbedaan adalah sebagai berikut:
  1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka Arab atau Romawi.
Misalnya :        Angka Arab    : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
                        Angka Romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII,IX,X,L(50)
  1. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai uang; dan kuantitas.
Misalnya: 0,5 sentimeter, Rp. 5.000,00, tahun1928 dan sebagainya
  1. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya : Jalan Tanah Abang No. 15, Apartemen No.5
  1. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya : Bab X, Pasal 5, halaman 252, Surat Yasin: 9 dan sebagainya
5.      Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan suatu kata yang ditulis dengan satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya: Mereka menonton drama itu sampai tiga kali
                 Setuju dan 5 orang tidak memberikan suara
6.      Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata, susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kata.
Misalnya: Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian
                 Panitia mengundang 250 orang peserta
7.      An-lebih mudah dibaca.
Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
8.      Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
a.  Bilangan Utuh
Misalnya: dua belas     (12)
                  Lima ribu (5000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya: setengah      (1/2)
                 Satu persen (2%)
9.       Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda hubung antara angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
Misalnya: lima lembar uang 1000-an ( lima lembar uang seribuan)
10.  Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks(kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kwitansi).
Misalnya : di lemari tersimpan 850 buku dan majalah
11.  Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Misalnya : Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp. 900.500,50
                  (Sembilan ratus ribu lima ratus rupiah lima puluh sen)
4.2.1.10 Kata Ganti ku-, kau-, -ku,-mu,dan –nya
            Menurut Susanti (2013:32) ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kata ganti sebagai berikut:
Kata ganti kau-, ku-,  ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:  kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.
Catatan : Kata ganti itu (ku-, kau-, -ku,-mu,dan –nya) dirangkai dengan kata hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang di awali dengan huruf kapital
Misalnya : KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku
4.2.1.11 Kata Si dan Sang
            Menurut Susanti (2013:32) dalam penggunaan kata Si dan Sang ada hal-hal yang perlu diperhatikan adalah hal sebagai berikut:
      Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
      Misalnya : surat itu dikembalikan kepada si pengirim
                        Siti mematuhui nasehat sang kakak
5.         Penentuan Sumber Data
5.1       Populasi Penelitian
            Menurut Sugiyono (2008:80) menjelaskan,“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang nempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini seluruh penggunaan bahasa terutama dalam penulisan kata yang terdapat dalam blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau yang mana jumlah pengguna blog di kelas A  ialah 51 blog mahasiswa. Akan tetapi, tidak semua posting atau tulisan yang penulis jadikan data hanya data-data atau tulisan-tulisan yang berhubungan dengan tugas-tugas kuliah terutama yang berbentuk karya ilmiah.
 5.2      Sampel Penelitian
            Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Dalam menetapkan sampel penelitian ini, penulis menggunakan teknik probbability sampling. Probbbality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih manjadi sampel. Oleh karena itu, pada pengumpulan data blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau tidak semua blog mahasiswa yang aktif dan tidak bisa diakses. Maka penulis menetapkan jumlah blog yang akan diteliti berjumlah 20 blog mahasiswa.
6.         Metodelogi Penelitian
6.1       Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode deskriftif,  yaitu metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang dengan menempuh langkah-langkah deskrifsi data, analisis data dan interprestasi data. Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana penulisan kata pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau, melalui metode ini penulis berharap agar memperoleh hasil yang diinginkan sesuai dengan tujuan penelitian.
6.2       Teknik Penelitian
            Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Teknik observasi (pengamatan) yaitu teknik yang digunakan oleh penulis untuk mengamati sampel penelitian yaitu data-data mengenai tugas-tugas terutama karya ilmiah yang dimasukkan mahasiswa ke dalam blog pribadinya yang telah penulis fotokopi, setiap sampel dipelajari dan dipahami secara cermat guana mendapat data yang relevan selanjutnya data tersebut barulah dianalisis berdasarkan maksud yang ingin dicapai.
2.      Teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang menjadi sampel penelitian yang berhubungan dengan penulisan kata yang telah diamati terlebih dahulu mana tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tugas-tugas kuliah terutama dalam bentuk karya ilmiah kemudian data yang tidak sesuai dengan sampel diabaikan.
3.      Teknik hemeneutik  yaitu teknik yang digunakan penulis untuk membaca, mencatat dan menyimpulkan data yang didapat.
6.3       Teknik Analisis Data
            Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Membuka website blog, kemudian membuka masing-masing blog yang dijadikan sampel penelitian.
2.      Memilih data yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu dengan memilih data yang berhubungan dengan penulisan kata terutama pada tugas-tugas kuliah yang berupa karya ilmiah.
3.      Memprint data-data yang telah didapat dan sesuai dengan fokus penelitian
4.      Mengumpulkan data-data yang sudah diambil dan diprint sebelumnya.
5.      Membaca dengan cermat dan mencatat hal-hal yang termasuk dalam masalah penelitian.
6.      Menganalis data yang didapat dengan menggunakan teori-teori yang relevan.
7.      Mengambil kesimpulan dari hasil pembahasan tentang penulisan kata pada blog mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia kelas A angkatan 2011 Universitas Islam Riau,